Namun, belum lama ini kemarin viral  berita mengenai banyaknya masyarakat yang memadati acara penutupan McDonald di Sarinah. Akhirnya, warga dunia maya pun geram dengan hal tersebut dan mempertanyakan perihal keseriusan pemerintah dalam upaya melakukan kebijakan PSBB.Â
Padahal kegiatan agama di tempat ibadah dilarang tetapi ramai orang banyak yang diperbolehkan hadir dan memadati acara penutupan tersebut. Hal ini menandakan terdapat perbedaan perlakuan yang diberikan oleh pemerintah serta kurang ketatnya kontrol dalam penerapan kebijakan PSBB.
Pemerintah lagi-lagi melakukan blunder dengan wacana untuk melonggarkan PSBB di tengah tingginya penambahan kasus Covid-19. Kekhawatiran tersebut jelas terlihat, seperti saat berjubelnya penumpang di terminal 2 bandara Soekarno-Hatta baru-baru ini. Dengan berbagai macam alasan yang orang berikan untuk bisa keluar dari Jakarta.Â
Padahal belum ada sehari wacana itu digaungkan oleh pemerintah bagaimana jika sudah terealisasikan. Â Tidak dapat dibayangkan kita akan kembali melihat jalanan kembali ramai padat dengan orang-orang yang abai dan tidak melakukan physical distancing dan memperkeruh keadaan dengan menambah jumlah pasien yang terinfeksi covid-19. Sehingga muncul konflik kekecewaan publik dan hal itulah yang melatarbelakangi keluarnya tagar #indonesiaterserah yang diperlihatkan bersama dengan foto petugas medis.
Namun, apakah suara hati para tenaga medis benar-benar mulai pasrah dalam menghadapi pandemi ini? Jawabannya adalah tidak. Ingatlah! tenaga medis telah meneteskan keringat hingga saat ini mengorbankan pikiran dan perasaan karena meninggalkan keluarga untuk memerangi pandemi ini.Â
Pengorbanan mereka juga dilandaskan atas rasa kemanusiaan untuk membuat negara kita Indonesia tercinta ini untuk kembali sehat seperti sedia kala.Â
Jadi, sampai kapan pun tenaga medis tidak akan menyerah selama rasa kemanusiaan tertinggi masih melekat dalam hati mereka. Jika kita sebagai masyarakat masih memiliki perasaan, kita wajib membalas suara hati mereka dengan membantu mengurangi beban mereka agar tetap tinggal di rumah.Â
Dan seandainya suatu hari kita mendapati tenaga medis sudah benar-benar menyerah. Itu berarti hanya iblislah yang dapat menghilangkan rasa kemanusiaan mereka dan kita akan segera tahu siapakah para iblis itu.
Kebijakan yang plin plan akan menghasilkan aturan yang rancu dan lemah, hal itulah yang coba diutarakan oleh para tenaga medis dan juga masyarakat yang berempati dalam tagar tersebut. Bentuk kekecewaan berbalut satire pada pemerintah yang mulai berdamai dengan Covid-19.Â
Akibat relaksasi PSBB jadi keblablasan tanpa adanya pengawasan yang ketat. Serta masyarakat euforia dengan kerumunan kembali dan mengabaikan physical dan social distancing.Â
Dan tampaknya, ajakan berdamai oleh presiden cukup efektif sehingga pemerintah pusat tinggal menunggu momen menyatakan menang melawan Covid-19 ini dengan tidak lagi membuat pengumuman harian. Walau realitanya positif Covid terus meningkat, tapi mana peduli.Â