Mohon tunggu...
F. Rosalina Putri
F. Rosalina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

usque ad finem pugnabit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ngapak yang Mulai Terasingkan

20 Maret 2024   15:23 Diperbarui: 20 Maret 2024   19:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Man Playing Gamelan, Javanese Traditional Music Instrument" karya ridzky setiaji 

Bahasa merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Karena bahasa memiliki kesinambungan dengan komunikasi, yang mana bahasa mempunyai hubungan dengan komunikasi, begitupun sebaliknya. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam interaksi sosial dan sebagai media untuk menyampaikan pesan antar individu.

Namun, pergeseran bahasa atau perubahan dalam penggunaan bahasa sering kali terjadi akibat pengaruh sosial dan budaya. Salah satu bahasa yang mengalami pergeseran adalah bahasa Ngapak, yakni sebuah dialek dari bahasa Jawa yang khas dari daerah Banyumas dan sekitarnya.

Di era masa kini, bahasa Ngapak terancam punah seperti halnya yang terjadi pada kalangan mahasiswa di perantauan. Kesulitan dalam beradaptasi dan juga peralihan penggunaan bahasa Indonesia, menjadi salah satu faktor terdepaknya bahasa Ngapak.

Bahasa Ngapak merupakan identitas warisan budaya daerah Banyumas, bahasa Ngapak kaya akan ungkapan khas, humor, dan keakraban. Hal inilah yang dapat mempererat hubungan sosial dengan sesama orang Ngapak dan menciptakan rasa persatuan. Bahasa Ngapak memiliki dialek dan karakteristik yang unik, yang mana bahasa Ngapak cenderung lebih medok atau tebal dalam bercakap.

Ciri khas bahasa Ngapak yaitu ‘ceplas-ceplos’ dan ‘apa-adanya’. Adapun ciri khas yang membedakan bahasa Ngapak adalah penggunaan kosakata yang berbeda. Misalnya, kata ‘inyong’ atau ‘nyong’ yang artinya aku dan ada kata ‘kencot’ yang artinya lapar. Dalam bahasa Ngapak, terdapat perbedaan dalam pengucapan dan penggunaan kata-kata dengan bahasa Jawa pada umumnya.

Selain itu, dalam bahasa Ngapak terdapat beberapa kata unik yang tidak ditemukan dalam dialek-dialek lain. Di era modernisasi saat ini, didominasi oleh bahasa-bahasa popular, sehingga bahasa Ngapak mulai terdepak dan sering dianggap tidak relevan atau ‘ketinggalan zaman’.

Pengaruh globalisasi dan dominasi bahasa popular seperti contoh bahasa Indonesia yang tercampur dengan bahasa gaul “loe”, “gue”, seringkali membuat bahasa Ngapak terpinggirkan dan dianggap rendah. 

“Ora Ngapak, Ora Kepenak”, slogan yang menjadi pemersatu orang Ngapak.

Kini di era modernisasi didominasi oleh pengaruh globalisasi dan dominasi bahasa populer sehingga seringkali membuat bahasa Ngapak terpinggirkan dan dianggap rendah.

Orang-orang mulai menggeser penggunaan bahasa Ngapak dengan bahasa yang lebih umum digunakan secara nasional atau bahasa asing. Selain itu, Pengaruh media massa dan budaya populer juga memperkuat dominasi bahasa-bahasa tersebut, membuat bahasa Ngapak semakin terpinggirkan.

Terdepaknya bahasa Ngapak berpotensi mengancam identitas dan warisan budaya yang terkandung di dalamnya. Bahasa adalah cermin dari identitas suatu komunitas atau daerah, dan ketika bahasa tersebut terancam punah, identitas dan keberagaman budaya juga terancam.

Kehilangan bahasa Ngapak berarti kehilangan satu bagian berharga dari keragaman bahasa dan budaya Indonesia. Pengaruh media massa, perubahan sosial, dan mobilitas yang tinggi menjadi faktor penting yang menyebabkan pergeseran bahasa. Dalek yang begitu kaya dan bermakna menjadi terancam punah.

Sebagai pengguna bahasa Ngapak, sering kali mendapati stereotipe negatif yang melekat padanya. Beberapa orang menganggap penggunaan bahasa Ngapak sebagai sesuatu yang kampungan, kurang terdidik, atau tidak pantas dalam situasi formal.

Sehingga perlu di perkenalkan kepada generasi milenial melalui platform digital seperti halnya media sosial agar persepsi-persepsi miring mengenai bahasa Ngapak terpatahkan. Segala tantangan demi tantangan dalam mempertahankan bahasa Ngapak ditengah-tengah hiruk pikuk kehidupan perantauan tentunya sangat besar. Apalagi di era globalisasi saat ini, kesadaran dan minat dari generasi milenial untuk menggunakan bahasa Ngapak sangat minim.

Bahasa Ngapak memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan budaya daerah. Penggunaan bahasa ini mencerminkan kekayaan budaya lokal, tradisi, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Penggunaan bahasa Ngapak adalah upaya untuk mempertahankan identitas daerah dan menghormati warisan budaya yang telah ada sejak lama. Bahasa ini memiliki makna, identitas, dan kekayaan budaya yang perlu kita hargai.

Melalui edukasi, kesadaran, dan menghormati pilihan individu, kita dapat mengatasi stereotipe negatif dan memperkuat penghargaan terhadap keanekaragaman bahasa di Indonesia. Bahasa Ngapak adalah salah satu dari banyak bahasa lokal yang harus dijaga dan dipromosikan sebagai bagian integral dari identitas dan budaya kita. Dalam era globalisasi dan teknologi yang semakin maju, pergeseran bahasa Ngapak Banyumasan menjadi suatu hal yang lumrah terjadi.

Namun, pentingnya melestarikan dan mengembangkan bahasa Ngapak Banyumasan sebagai bagian dari warisan budaya dan identitas masyarakat Banyumasan, harus tetap menjadi perhatian dan peran aktif dari semua pihak. Maka dari itu, tentunya memastikan bahwa penggunaan bahasa Ngapak tetap hidup di kalangan keluarga, teman, dan komunitas lokal. Kita harus berusaha untuk menjaga warisan bahasa ini agar tidak terlupakan. Kita semua menyadari bahwa generasi muda adalah harapan terbesar dalam mempertahankan bahasa Ngapak. "Jika bukan dimulai dari kita, siapa lagi?".

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun