Mohon tunggu...
I Ketut Alit Bintang Mahardika
I Ketut Alit Bintang Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lebih suka berada di balik layar. Memiliki ketertarikan pada bidang filsafat, animasi, dan teknologi. Jangan lupa mengunjungi blog pribadi saya di https://bhuwanalit.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Jalan Kaki yang Mulai Memudar

8 Maret 2024   17:10 Diperbarui: 8 Maret 2024   17:11 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://surl.li/rituo

Berjalan kaki merupakan aktivitas berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan menggerakkan kaki. Di zaman yang serba cepat seperti sekarang, sangat jarang saya melihat orang berjalan kaki di lingkungan sekitar saya. Padahal, aktivitas ini memiliki sejumlah keuntungan, seperti kemampuannya untuk menurunkan berat badan, memperbaiki kesehatan jantung dan paru-paru, serta berperan dalam mengurangi polusi udara.

Penelitian menunjukkan bahwa rutin berjalan kaki sekitar 6 km per jam, dengan durasi sekitar 50 menit, dapat menunda atau mencegah diabetes Tipe 2, terutama pada individu yang memiliki berat badan berlebih (National Institute of Diabetes and Digestive & Kidney Diseases). Hippokrates, seorang dokter pada era Yunani kuno, pernah menyatakan bahwa "Berjalan adalah obat yang terbaik." Ternyata, aktivitas berjalan kaki selama 15-30 menit setiap hari memiliki potensi untuk mengubah penampilan dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat bahwa penelitian menunjukkan Indonesia menduduki peringkat teratas sebagai negara dengan penduduk yang paling kurang aktif berjalan kaki. Data menunjukkan rata-rata langkah kaki masyarakat Indonesia hanya sekitar 3513 langkah, berbeda jauh dari warga Tiongkok yang mencapai rata-rata 6189 langkah per hari.

Salah satu alasan orang enggan berjalan kaki adalah kondisi infrastruktur, yang menunjukkan bahwa trotoar di berbagai daerah di Indonesia sering kali tidak memadai. Beberapa lokasi memiliki trotoar yang rusak, terlalu sempit, dan bahkan ada jalan yang tidak dilengkapi dengan trotoar. Masalah lainnya melibatkan penggunaan trotoar sebagai tempat berjualan dan pengemudi yang menggunakan trotoar sebagai jalur, menghambat akses bagi pejalan kaki.

Manfaat kesehatan tubuh dan lingkungan dapat diperoleh melalui kebiasaan berjalan kaki. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kembali budaya berjalan kaki dengan dukungan dari kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, serta upaya pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur yang masih kurang memadai.

Yuk mulai sekarang biasakan berjalan kaki, langkah kecil berdampak besar!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun