"Kamu berhak mengeluh sekarang Yan. Karena hanya ada saya di sini. Dan saya senang kamu mengeluh untuk saya. Mulai sekarang saya siap menjadi tempatmu untuk mengeluh. Kamu hebat dengan semua ceritamu di masa lalu. Kamu bisa berdiri kokoh hingga sekarang. Hingga bisa menguatkan semua ornag di hidup kamu. Termasuk saya. Saya sudah ditolong oleh kamu. Saya seperti kamu m, saya aneh. Tapi saya sempat menyerah dan hanpir terjun dari gedung ini. Tapi berkat seorang hebat sepertimu. Saya bisa menata dan melanjutkan hidup saya."
Kini Yana dan Baim hanya terus saling memandang. Mereka seakan bicara dalam hening dan diam. Mata mereka yang beradu terus bicara. Tentang kehidupan dan saling menguatkan. Sungguh tidak ada satupun yang hidup kekal tanpa cobaan dan terpaan di dunia ini.