Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Diary Ramadan | Day 30

23 Mei 2020   19:25 Diperbarui: 23 Mei 2020   19:25 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Ah gak perlu minta maaf." tangan Baim seperti bertepuk tangan namun hanya satu. Hanya satu tangan kanannya saja.

"Saya sedang merasa gak karuan Im."

"Gak karuan kenapa? Ada alasannya?"

"Awalnya saya kira gak ada alasannya. Tapi setelah saya pikir ada satu alasan yang terbersit di pikiran saya Im."

Baim hanya terus mengangguk. Nampak menyimak dengan baik apa yang diucapkan Yana. Jarak duduk mereka sekarang nampak begitu berjarak. Mungkin masih ada rasa canggung diantara keduanya. Mereka nampak duduk dari ujung ke ujung kursi. Sampai-sampai yang bicara harus agak teriak supaya didengar. Apalagi harus bercampur dengan deburan angin.

"Lalu alasannya apa?"

"Saya terganggu oleh banyak cerita yang masuk ke diri sayq. Tentang mereka yang mengeluhkan kehidupan mereka. Mama saya yang mengeluh tentang lelahnya bekerja dan rekan kerjanya yang menyebalkan. Tentang Euis teman saya dari kecil hidupnya susah. Dia mengeluh tentang banyak hal yang sekarang menimpa hidupnya. Tentang Clara teman kuliah saya. Tiada hari tanpa mengeluh kepada saya. Bahkan dia membandingkan hidupnya dengan saya. Terus ada Bi Edoh yang mengeluh tentang anaknya yang menginjak remaja. Ada Mang Otoy suami Bi Edoh yang mengeluh tentang tegangganya yang berkelakuan tidak baik dan mengganggu. Lalu tiba-tiba ada kamu yang asing bagi saya. Tiba-tiba ingin bunuh diri dan juga tiba-tiba mengeluh tentang hidup kamu. Kamu tentu mengenal Ziad cowok yang bersama saya beberapa waktu lalu kamu temui di sini. Dia kemarin banyak mengeluh tentang kemampuan dirinya selama kuliah. Dia merasa rendah diri." Yana mengambil nafas panjang setelah selesai mebceritakan semua keluh kesahnya barusan. Nampak belum selesai dan masih ada lagi cerita lainnya.

Namun Baim dengan begitu sabar dan pengertian tidak merecoki cerita Yana barusan. Baim seperti menunggu cerita kelanjutannya. Dia tahu bahwa Yana tentu belum selesai cerita. Masih ada sebuah kisah yang merupakan plot twist dari ceritanya hari ini.

"Hanya satu orang yang saya kenal di hidup saya. Yang hanya menceritakan tentang indahnya hidup. Dia tidak pernah menyerah sedikit pun tentang hidupnya. Dia selalu menjadi pengingat dan penyemangat bagi saya. Saya mengeluh sedikit dia yang siap paling depan untuk mengingatkan saya bahwa mengeluh bukanlan jalan-jalan satunya. Masih banyak jalan lainnya yang lebih baik dan menyenangkan. Kenap semua orang tidak bisa sehebat dia sih? Kenapa semua orang tidak seperti dia. Di mana dia dihidup saya hanya menaburkan tentang kebahagiaan." Yana benar-benar terdiam sekarang. Dia memandang ke arah Baim. Menunggu Baim memberikan tanggapan tentang ceritanya.

"Boleh saya tebak orang yang tidak mengeluh itu siapa?" tanya Baim begitu Yana sudah tenang dan nampak sudah teratur nafasnya.

Yana mengangguk tanda mempersilahkan Baim melakukan apa yang ingin dilakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun