Mohon tunggu...
Ila Heti
Ila Heti Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rio, Telor Ceplok dan Badut

18 Juli 2012   23:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua hari kemudian di pagi yang dingin, kabut masih menari-nari di tengah perkebunan Sedap Malam,saat aku berjalan-jalan pagi itu sebelum berangkat ke Play Groupku,aku bertemu dengan si aktif persis di depan perkebunan itu..

"Halo ganteng..?"

"Bu guru nanti sore aku boleh main lagi ke rumah Bu guru..?"

"Boleh ..sama mama ya.."

"Sama mbahku..boleh ya?"

"Mbah.."

Dia mengangguk,aku melihat wajahnya serius..

"Aku mau liat telur ceplok di rumah Bu guru.."

"Telur ceplok apa.."

Aku memang sudah lupa apa yang di maksud telur ceplok oleh si aktif ini.. namanya Rio,anak laki-laki berpipi tembem,lucu,dan super aktif..caranya dia bicara selalu buatku tersenyum sampai kadang tertawa..

Benar.. begitu senja, saat matahari hampir tenggelam dia berjingkrak-jingkrak namun kali ini tidak seperti kemarin..ya mungkin saja karena yang dulu itu adalah kali pertama dia melihat telur ceplok yang amat besar menggantung di angkasa..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun