Mohon tunggu...
Ila Heti
Ila Heti Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rio, Telor Ceplok dan Badut

18 Juli 2012   23:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wah..bagus ya.."

"Bagus ya yo.."

Rio mengangguk..

"Bu guru ayo masuk rumah..ayo.."

Tiba-tiba tangan mungilnya menggandeng pergelangan tanganku,mengajakku masuk rumah..

"Kenapa.."

"Ada Badut..Bu guru, Bu guru tanya terus..aku bilang ada badut ya ada badut.."

Setiap senja tiba saat langit cerah..pasti telur ceplok itu muncul,dan itu yang membuatku selalu teringat pada Rio,aku selalu bayangkan dia berlari-lari kebingungan dan berteriak-teriak memanggil mamanya,jarak rumah Rio dan rumahku tidaklah jauh..namun untuk melihat telur ceplok yang menggantung itu sangat jelas bila berdiri tepat di depan rumahku..aku selalu merasa bahwa dia masih berdiri di sana menghadap matahari terbenam dan berteriak-teriak saat telur ceplok menggantung indah di langit kota kecil ini..

Alangkah indah telur ceplok itu..betul kata Rio.

Senja itu aku melihat jazz warna merah berhenti di depan rumahku,dari dalam mobil itu keluarlah seorang laki-laki tampan,gagah,memakai seragam putih.

"Bu guru.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun