Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Tak Lagi Disinggahi Banyak Kereta Api, Solo Jebres Kini Terasa Lebih Sunyi

23 Juni 2021   09:39 Diperbarui: 24 Juni 2021   12:47 5476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanya mesin counter yang menyala. Entah siapa yang akan menggunakannya. - Dokumentasi Pribadi

Bisa jadi, inilah alasan tidak adanya tukang ojek, tukang becak, atau pun pedagang makanan yang mengasi rezeki di stasiun ini. Bahkan porter pun tak terlihat sama sekali. Entah jika dini hari, barangkali mereka hadir di stasiun ini.

Aktivitas di Stasiun Solo Jebres pun baru terlihat menggeliat sekitar jam 7 malam. Seorang petugas loket membuka satu-satunya loket di stasiun itu. Ia mulai melayani satu-satunya calon penumpang yang menunggu untuk mengubah jadwal perjalannya. Calon penumpang tersebut datang menyelamatkan saya dari kesepian dan kengerian suasana malam.

Langit-langit yang tinggi. - Dokumentasi Pribadi
Langit-langit yang tinggi. - Dokumentasi Pribadi
Lalu, satu per satu penumpang datang meski jumlahnya saya hitung tak sampai 20 orang. Kebanyakan dari mereka baru melakukan tes GeNose di Solo Balapan. 

Satu keluarga bercerita mereka hampir saja lupa bahwa di stasiun ini tidak tersedia tes covid-19. Untunglah, kepadatan tes Covid-19 di Solo Balapan tidak parah.

Setengah jam sebelum kereta tiba, beberapa petugas mulai melakukan tugasnya seperti mengecek tiket dan lain sebagainya. 

Jika diibaratkan, aktivitas stasiun ini layaknya kelelawar yang mulai nampak saat malam hari. Meski tentu, selama 24 jam stasiun ini juga penting dalam lalu lintas perkretaapian Jawa bagian selatan karena merupakan percabangan antara jalur selatan dan jalur utara.  

Sambil menunggu kereta datang, saya penasaran apakah stasiun ini memang sengaja dibiarkan seperti ini. Menyandang status stasiun percabangan dan menyerahkan mahkota keramaian ke Stasiun Purwosari. Terlebih, stasiun ini juga tidak dilewati KRL Solo-Jogja.

Penumpang yang tak sambai 20 orang. - Dokumen pribadi
Penumpang yang tak sambai 20 orang. - Dokumen pribadi
Ternyata, usaha untuk menghidupkan stasiun ini sebagai salah satu wisata sejarah pernah akan dilakukan. Salah satunya adalah penataan shelter bagi pejalan kaki di sekitar stasiun. Nantinya, penumpang yang turun dari BRT Solo Trans bisa berjalan nyaman di sini. 

Meski demikian, saya belum menemukan tanda-tanda dari rencana ini. Wisata cagar budaya yang dicanangkan oleh Pemkot Solo pun masih sebatas berfoto sambil menunggu kereta datang seperti yang saya lakukan.

Padahal, stasiun ini bisa jadi sumber belajar mengenai posisi strategis kota Solo yang mempertemukan 4 jalur kereta api Pulau Jawa. Posisinya yang seakan sebagai perempatan jalan raya membuat Solo memiliki 4 stasiun aktif. Jumlah yang cukup banyak dan semuanya masih sama-sama penting. 

Keunikan pun semakin bertambah lantaran Stasiun Solo Jebres sebenarnya berdiri di atas lahan milik Kasunanan Surakarta. Entah benar atau tidak, suasana Kasunanan sangat terasa jika mengamati berbagai ornamen dalam stasiun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun