Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Menyimpan Uang di Bawah Bantal Kini Lebih Aman?

2 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 6 Agustus 2025   16:44 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menyimpan uang di bawah bantal. (Shutterstock/New Africa via kompas.com)

Apa jadinya jika rekening yang selama ini kita anggap aman, tiba-tiba diblokir, tanpa pemberitahuan, tanpa peringatan?

Coba pikirkan: kita menabung bertahun-tahun untuk biaya sekolah anak, atau gaji yang belum sempat ditarik karena kesibukan kerja. 

Lalu suatu hari, saat membuka aplikasi, muncul notifikasi: "Rekening tidak bisa diakses karena diblokir." Bukan karena kita kriminal. Tapi karena dianggap rekening tidak aktif.

Sebagai masyarakat biasa yang tak paham urusan keuangan negara, saya hanya bisa bingung ketika mendengar kabar: PPATK memblokir puluhan juta rekening yang dianggap tidak aktif. 

Awalnya saya kira ini kabar bohong. Tapi ternyata nyata. Bahkan mungkin bisa terjadi pada siapa saja, termasuk saya.

Saya paham, niatnya mungkin baik. Negara ingin mencegah kejahatan. Mereka takut rekening yang lama tak dipakai bisa jadi alat cuci uang. 

Tetapi cara yang digunakan terasa tergesa-gesa dan membingungkan. Tidak semua orang tahu bahwa rekening yang tak digunakan selama beberapa bulan bisa dianggap "dormant" dan diblokir sepihak.

Saya jadi bertanya: apakah ini cara yang adil? Apakah semua orang sudah diberi tahu? Apakah kita, rakyat biasa yang cuma ingin menyimpan sedikit uang untuk masa depan, harus ikut "terhukum"?

Orang tua kita dulu menabung di bawah bantal. Kadang di dalam kaleng kerupuk, atau diselipkan di balik lemari. 

Cara lama itu memang rentan: bisa dicuri, terbakar, atau rusak. Tapi satu hal yang pasti, mereka merasa tenang. Karena uang itu bisa mereka lihat, sentuh, dan dikendalikan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun