Sudah putus, tidak ingin kembali, tetapi ingin tetap menang. Paradox of Ex adalah cara halus ego minta diakui.
Logika bisa menuntun kita berhenti, tapi kasih sayang sering berbisik untuk mencoba sekali lagi.
Rakyat hanya ingin didengar, tapi selalu jadi kambing hitam. Benarkah rakyat selalu salah?
“Ayo makan” bukan soal lapar, tapi bahasa cinta. Hari ini aku mengucapkannya kembali untuk Ibu.
Kita bukan sekadar angka yang bergerak di layar. Masih adakah ruang untuk rasa di dunia yang diatur algoritma?
Kafe tanpa musik: lebih damai atau justru bikin ingin cepat pulang? PP 56/2021 membuat banyak kafe memilih diam demi aman.
Menjelajahi Wisata BHC bersama ASDP, rasakan pengalaman liburan keluarga yang bermakna di Krakatau Park, bagian dari Indonesia seutuhnya
Bank bisa membekukan uangmu tanpa peringatan. Masihkah menyimpan uang di bawah bantal terdengar kuno, atau justru masuk akal?
Aku tak bisa memelukmu hari ini, tapi rinduku sudah lebih dulu sampai.
Tak membawa uang berlebih, tapi membawa harapan sederhana: hadir di tengah dunia yang terus bergerak, sebagai bentuk keberanian diam-diam.
Mungkin bukan tulisannya yang hebat. Tapi saat satu hati merasa diwakili, di sanalah menulis berubah jadi tempat untuk merasa ditemani.
Tempat paling jujur kadang tersembunyi di balik kamar yang tak pernah disebut namanya.
Kadang kita tidak menunggu orangnya kembali, kita hanya ingin mengembalikan sebagian diri yang pernah ikut pergi.
Ada luka yang tidak berdarah, tapi diam-diam mematikan rasa. Bukan karena dikhianati, tapi karena terlalu lama pura-pura tidak tahu.
Kadang bukan karena cinta masih ada, tapi karena belum berani mengaku bahwa kita pantas bahagia.
Kamu menyebut namanya dalam doa. Tapi tak pernah merasa didoakan balik. Dan pelan-pelan kamu sadar: jodoh tidak pernah bisa diperjuangkan sendiri.
Mobil listrik menjanjikan masa depan hijau. Tapi di Pulau Halmahera, hutan yang hilang dan darah yang tercemar jadi harga yang diam-diam dibayar.
Dulu kita diminta bermimpi besar. Sekarang, banyak dari kita hanya ingin bertahan hidup sampai akhir bulan. Ini bukan soal malas, tapi realita.
Bukan gaya hidup, tapi soal bertahan hidup. Inilah nasib generasi sandwich di ujung pulau yang harus menopang tiga generasi tanpa sistem yang hadir.
Cinta kita tak luntur, tapi rencana nikah terus tertunda. Di tengah cicilan, promosi rumah, dan hati yang sabar, masihkah cinta cukup untuk bertahan?