Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Rahmatullah Safrai

Founder Sekumpul EduCreative dan Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

ASDP Permudah Akses Wisata Bakauheni Harbour City, Primadona Baru di Pintu Sumatra

6 Agustus 2025   15:34 Diperbarui: 6 Agustus 2025   15:34 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HBC malam hari (foto Lampung Terkini) 

Pagi masih muda ketika kami meninggalkan Jakarta. Jalanan belum riuh dan tol Tangerang--Merak seperti membuka perjalanan kami dengan tenang. Di jok belakang, anak-anak masih mengantuk, sementara istri saya menyiapkan bekal kecil yang dibungkus dari rumah.

Sebuah perjalanan kecil menjadi bagian rutinitas jalan-jalan bersama keluarga. Kami hanya ingin liburan yang sederhana yang tidak jauh, tidak juga mahal.

Bakauheni Harbour City (BHC) menjadi tujuan yang kami sepakati tanpa banyak debat. Tak perlu naik pesawat, tak pula harus menginap. Kami hanya perlu menyusuri jalur darat, lalu naik kapal laut bersama ASDP menyeberang Selat Sunda.

Apalagi perjalanan begitu terasa mudah berkat digitalisasi layanan tiket ASDP lewat aplikasi Ferizy. Boarding di Pelabuhan Merak terasa  cepat, tertib, dan bersih. Transformasi yang dulu hanya impian, kini menjadi wajah baru layanan transportasi laut Indonesia tidak pakai ribet.

Dalam dua jam pelayaran, ASDP tak hanya membawa kami menyeberang Selat Sunda, dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni. Anak-anak bermain dengan aman di kabin, saya dan istri menikmati kopi sambil melihat pemandangan hamparan laut dan pulau-pulau kecil. Ketika Menara Siger muncul di cakrawala, perasaan takjub menyeruak.

Tak jauh dari pelabuhan, Bakauheni Harbour City (BHC) menunggu. Dahulu sekadar titik singgah, kini BHC dusulap menjadi pusat wisata keluarga. Ia membuka jalan bagi masyarakat setempat untuk memperoleh penghasilan, sekaligus memberi dorongan agar warisan budaya tetap hidup.

Tradisi, cerita lama, tarian, hingga kerajinan tangan tak lagi sekadar kenangan, tapi menjadi bagian dari pengalaman yang disuguhkan kepada wisatawan. Dengan begitu, tak hanya keindahan alam Lampung Selatan, juga seni dan adat istiadat setempat mendapat alasan baru untuk lestari.

Salah satu ruang paling berkesan adalah Creative Hub BHC. Di sinilah denyut Kontribusi ASDP untuk rakyat paling terasa. Lukisan seniman lokal terpajang, tenun tapis digantung anggun, dan pemuda-pemudi Lampung berbagi mimpi lewat diskusi dan pertunjukan kecil. Ruang ini tidak dibangun hanya untuk dikagumi, tapi untuk ditumbuhkan bersama.

Kami juga singgah ke Masjid Raya Bakauheni yang masih dalam tahap penyelesaian. Tanpa dinding permanen, ruang salatnya terasa lapang, diterangi cahaya alami. Di sini, angin laut bertiup lembut, membawa hening yang mendamaikan. Seperti ziarah batin di tengah pelesir. Bukan hanya tempat istirahat raga, tapi juga ruang untuk jiwa bernafas.

Krakatau Park di kawasan Bakauheni Harbour City (BHC) juga menghadirkan keindahan yang menyatu antara hiburan modern dan nuansa lokal yang kental. Di taman rekreasi ini, pengunjung bisa menikmati wahana seru untuk segala usia, bersantai di ruang terbuka hijau, hingga menyusuri spot-spot tematik yang menampilkan kekayaan budaya dan alam Lampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun