Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Zero-Plastik Mudik: Bawa Tradisi Tanpa Jejak Karbon

21 Maret 2025   09:39 Diperbarui: 21 Maret 2025   10:11 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu--ibu turut berkampanye mudik kurangi sampah (pslb3.menlhk.go.id)

Bahkan, cemilan seperti kacang rebus atau pisang goreng bisa dibawa dalam toples kaca, menghindari kantong plastik yang hanya bertahan 15 menit di tangan, tetapi 500 tahun di tanah. 

Untuk urusan kebersihan diri, persiapan sejak dari rumah jauh lebih bijak. Alih-alih membeli sikat gigi plastik atau sabun sachet di warung, kemas pasta gigi dalam tabung kecil, gunakan sabun batang yang dibungkus kain, dan bawa handuk katun yang bisa dipakai berulang.

Bagi perempuan, penggunaan menstrual cup atau pembalut kain bisa mengurangi sampah non-organik yang sulit terurai. Ini bukan sekadar gaya hidup, melainkan komitmen untuk memutus rantai ketergantungan pada plastik sekali pakai. 

Teknologi pun turut berbicara. Go digital bukan lagi jargon futuristik, melainkan kebutuhan praktis. Tiket elektronik yang tersimpan di ponsel tak hanya memangkas antrean, tetapi juga menghemat berlembar-lembar kertas.

Jika 10 juta pemudik memilih tiket digital, berapa banyak pohon yang terselamatkan? Pun saat membeli oleh-oleh, bijaklah memilih produk lokal yang tak perlu dibungkus plastik berlapis. 

Batik tulis dari Pekalongan, keripik singkong dari Malang, atau dodol Garut yang dibungkus daun pisang---semuanya bisa menjadi hadiah bermakna tanpa jejak karbon yang membebani. 

Namun, bagaimana dengan mereka yang tak mudik? Bagi yang tetap di kampung halaman, peran Anda tak kalah vital. Kurangi penggunaan plastik saat menyambut keluarga. Ganti gelas sekali pakai dengan siwur atau cangkir keramik.

Saat berbelanja kebutuhan Lebaran, bawa keranjang anyaman atau tas belanja kain. Jika ada sampah plastik yang tak terhindarkan, pilah dan salurkan ke bank sampah terdekat.

Jadikan momen Lebaran sebagai ajang edukasi: ajak tetangga mengolah sisa makanan menjadi kompos atau mendaur ulang kertas bekas menjadi hiasan rumah. 

Pada akhirnya, mudik zero-plastik bukanlah mimpi utopis. Ia adalah pilihan sadar untuk memuliakan tradisi tanpa mengorbankan masa depan.

Seperti kata petuah bijak, "Kita tidak mewarisi Bumi dari nenek moyang, kita meminjamnya dari anak cucu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun