Aksi unjuk rasa hari itu, yang diwarnai oleh semangat LS ADI dan dukungan aliansi mahasiswa peduli rakyat, memberikan gambaran jelas bahwa perubahan bukanlah impian belaka. Dengan bukti-bukti konkret berupa kerusakan lingkungan, konflik sosial, serta kerugian ekonomi yang dialami masyarakat, para demonstran mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengupayakan solusi yang berpihak kepada rakyat.
Di balik sorak-sorai dan teriakan tuntutan, terselip harapan besar bahwa suatu hari nanti, Sulawesi Tengah akan menjadi wilayah yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan keadilan, transparansi, dan kesejahteraan bersama.
Dalam narasi panjang perjuangan ini, pernyataan Aristan merupakan salah satu babak penting yang menyuarakan tekad untuk mengubah sistem yang selama ini dianggap tidak berpihak kepada masyarakat.
Komentar-komentar kritis yang muncul dari berbagai kalangan menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan hak-hak dasar manusia semakin menggema di ruang publik. Dengan semangat inovatif dan analisis mendalam, langkah-langkah konkrit untuk menata kembali perizinan pertambangan kini telah memasuki babak baru yang menjanjikan.
Akhirnya, apa yang tersisa hanyalah tantangan untuk mewujudkan harapan tersebut menjadi kenyataan. Di tengah kompleksitas birokrasi dan dinamika kepentingan yang saling berbenturan, sinergi antara berbagai pihak harus ditingkatkan agar setiap kebijakan yang dihasilkan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Harapan dan keberanian para demonstran, disertai dengan langkah tegas pejabat seperti Aristan, harus menjadi motor penggerak perubahan---suatu perubahan yang tidak hanya menyelesaikan persoalan pertambangan, tetapi juga membangun kembali kepercayaan dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI