Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interpretasi Sejarah dan Komunis Phobia

1 Oktober 2022   02:45 Diperbarui: 1 Oktober 2022   02:54 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mohammad Natsir pemimpin Masyumi yang dikaitkan dengan pemberontakan PRRI, pernah menjadi Perdana Menteri dan telah diberikan gelar Pahlawan Nasional.

Pemberontakan DI/TII di Aceh mampu diselesaikan dengan cara musyawarah pada 1962.

Tanggal 4 Juni 1962, operasi Pagar Betis yang dilancarkan oleh militer Indonesia berhasil menangkap para anggota DI/TII beserta jajaran petingginya. Mereka ditangkap, termasuk Kartosoewirjo. Berdasarkan keputusan Pengadilan Mahkamah Darurat Perang (Mahadper) tanggal 16 Agustus 1962, Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati.

Pada 5 September 1962, Kartosoewirjo dibawa ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu, dekat Teluk Jakarta. Ia dieksekusi setelah sehari sebelumnya dikabulkan permintaan terakhirnya untuk bertemu keluarga.

Selama pemerintahan Presiden Sukarno mengalami sejumlah pemberontakan, tidak terjadi pembunuhan massal. Yang terbunuh adalah yang melarikan diri dan kontak senjata. Tokoh-tokohnya setelah ditangkap mendapat sanksi pidana melalui proses hukum.

Karena Indonesia sibuk menghadapi Agresi Militer Belanda dan sejumlah pemberontakan maka baru berhasil menyelenggarakan pemilu pertama kali tahun 1955 yang diikuti lebih dari 30 partai politik.

Faktanya menghasilkan kursi DPR yang didominasi ketiga pilar kekuatan (Nasakom) yang pernah ditulis oleh Bung Karno dalam Nasionalisme, Islam dan Marxisme tahun 1926 (inilah yang disebut pemikiran Bung Karno melampaui jamannya) yakni:

1) Partai Nasional Indonesia (PNI) 22,32 persen dan 57 kursi parlemen.

2) Masyumi 20,92 persen dan 57 kursi.

3) Nahdlatul Ulama (NU) 18,41 persen dan 45 kursi

4) Partai Komunis Indonesia (PKI) 16,36 persen) dan 39 kursi

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun