Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interpretasi Sejarah dan Komunis Phobia

1 Oktober 2022   02:45 Diperbarui: 1 Oktober 2022   02:54 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kapitalisme membebaskan penguasaan atau "kepemilikan individu" maka komunisme memperjuangkan "kepemilikan bersama" alat produksi dan menentang kelas sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa Komunisme merupakan antitesa Kapitalisme. Komunisme tidak mengenal hak perorangan tapi alat produksi dikuasai negara.

Sementara Kapitalisme adalah liberal untuk hak kepemilikan individu. Antara kapitalis dengan komunis lebih kepada perbedaan metode penguasaan ekonomi.

Dalam persfektif politik maka kapitalisme diidentikkan dengan liberalisme (demokrasi liberal) sementara komunisme identik dengan sosialis (sosio demokrasi/perwakilan). Artinya sebenarnya keduanya sama-sama demokratis.

Gagasan Marx pada akhirnya begitu cepat mempengaruhi perubahan politik di Eropa termasuk Belanda yang menjajah Hindia Belanda (Indonesia) sehingga membawa pengaruh komunis juga ke Indonesia.

Dalam perkembangannya Vladimir Lenin mendirikan Partai Komunis Rusia sekaligus penggerak Revolusi Bolshevik pada 1917 hingga berhasil menumbangkan kekuasaan monarki Tsar dan selanjutnya mendirikan Soviet Rusia atau Uni Soviet diatas ideologi "Marxisme Leninisne".

Lalu Lenin membentuk Komintern (Komunis Revolusioner Internasional) pada tahun 1919.

Partai Komunis Indonesia (PKI) lahir dari perpecahan "Sarekat Islam" yang menjadi dua kubu, yaitu SI Merah (Komunis) dan SI Putih (Islam). Semaoen bersama anggota SI Merah dan tokoh Komunis kemudian mengadakan Kongres Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) di Semarang pada Mei 1920. Hasilnya mengubah ISDV menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH).

Marxisme juga mempengaruhi seorang Tan Malaka saat mengenyam pendidikan di Belanda. Terinspirasi dari keberhasilan Revolusi Bolshevik di Rusia dan ketertarikannya dengan gerakan komunis di Hindia Belanda (Indonesia) mendorong minatnya atas Komunisme.

Dengan meyakini bahwa gerakan inilah yang paling menaruh simpati terhadap nasib rakyat tertindas oleh kolonialisme Belanda maka pada tahun 1922, Tan Malaka berangkat dari Rotterdam (Belanda) singgah di Berlin (Jerman) untuk menghadiri Kongres Komintern keempat di Moskow (Soviet Rusia).

Kehadiran Tan Malaka di Kongres Komintern sehingga didaulat sebagai Wakil Komintern untuk wilayah Asia Tenggara.

Komunis di Hindia Belanda (Indonesia) terus konsolidasi dan pada tahun 1924, PKH mengadakan kongres Komintern yang menghasilkan perubahan nama dari PKH menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan bertekad memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme Belanda.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun