Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Garis Tuhan

29 Juli 2016   15:18 Diperbarui: 30 Juli 2016   03:47 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : www.icr.org

Tanpa dinyana ia kembali mengalami peristiwa yang sebelumnya ia lewati. Dan ketika ia membuka matanya, ia telah berada di dalam kamarnya. Anna tercengang.  Akhirnya ia pun menyadari, bahwa kacamata itu adalah benda yang bisa membawanya melintasi waktu, dengan bantuan angka angka pembentuk tahun yang tercetak di majalah ataupun koran.  Malam itu dan malam malam selanjutnya, Anna pun mulai melakukan perjalanan waktu, melompat dari  satu waktu ke waktu lainnya.

***

Anna membelai buku harian milik adiknya yang ada di pagkuannya. Ia telah memutuskan untuk kembali ke saat dimana peristiwa menyedihkan itu terjadi.

Aku akan memperbaiki semuanya. Aku menyayangi mu.

Lalu ia pun mengenakan kacamata itu di ikuti dengan membaca tanggal dan tahun di sebuah koran yang ia ambil sebelumnya dari tumpukan koran dan majalah bekas di dalam gudang.

***

Anna mengoleskan lipgloss beraroma cherry di bibirnya, merapikan rambutnya lalu turun untuk menunggu Gege yang akan menjemputnya. Rencananya hari itu mereka akan pergi menonton bioskop.

Mendadak jantung Anna berdegub kencang, inilah saatnya dimana ia pernah mengecewakan Sheila adiknya demi seorang pemuda yang sangat ia sukai. Namun ia memastikan bila kali ini hal itu tak akan terjadi. Ia akan memperbaiki semuanya. Ia ingin adik nya kembali di tengah tengah keluarga.

"An, tolong antar Sheila les dulu ya sebelum pergi." Mama berkata lembut kepada putri tertuanya.

Anna menatap adik semata wayangnya itu. Dulu ia menolak mentah mentah permintaan mama karena ia lebih tertarik menunggu Gege daripada mengantar adiknya. Selain itu bagi Anna, Sheila adalah gangguan. Ia lelah harus mengalah terus demi Sheila. Sheila yang sering menguntitnya, menatap diam diam ketika ia tengah berdandan, menjiplak gayanya, dan masih banyak hal lain nya yang membuat Anna kesal. Namun kini ia tahu, apa yang dilakukan Sheila, adiknya yang terpaut usia 7 tahun itu, hanyalah demi mendapatkan sedikit perhatian darinya. Sheila sangat mengagumi dan mengidolakan Anna. Anna tahu semua itu dari buku harian yang kini tersimpan aman di laci meja belajarnya.

"An? Kamu bersedia kan?" Mama meminta kepastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun