Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesucian Hati

12 April 2016   21:58 Diperbarui: 12 April 2016   22:01 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jad berlarian kecil diantara jalan berbatu yang tertata rapi. Tiba tiba tetesan hujan jatuh satu persatu di kepalanya. Dengan sigap, ia segera berlindung di bawah sebuah pohon besar yang daunnya merimbun.

Ternyata hujan tidak sendiri, ia ditemani matahari yang bersinar terang. Di hadapannya kini terlihat pelangi melengkung berwarna warni.

Tak lama hujan mereda, Jad melanjutkan perjalanannya. Tempat Retha biasa menunggu dirinya hanya tinggal beberapa langkah lagi. Jad berjalan dengan cepat, ia ingin memperlihatkan pelangi yang indah kepada gadis yang disayanginya itu.

"Hai, aku datang." Jad meletak kan gitar yang baru saja ia tanggalkan dari punggungnya..
"Selamat ulang tahun ya, semoga kamu selalu ada dalam kebahagiaan."

Setangkai mawar merah Jad letakkan di sisi Retha.
“Kamu boleh mencium bunga mawar itu, toh durinya tak akan melukai mu.”

Lalu pemuda itu meletakkan gitar di atas pangkuannya dan memetiknya dengan lembut. Jemarinya menari di senar senar baja nan mengilat.


"Hanya ini yang bisa aku berikan di hari ulang tahun mu. Aku harap kamu suka."

Jad mulai mencurahkan segala hal yang memenuhi benaknya selama ini, di iringi dengan nada nada yang ia buat sendiri. Untaian kata seindah warna pelangi meluncur deras dari bibirnya.

Waktu berkejaran dengan dosa
Umpan kian menggoda nafsu
dekat dan semakin mendekat
Berebut akhir sebuah sesal

Bahasa-Mu menyentuh hitamnya hati
Mengikis perlahan kesadaran diri
Bunga keakuan yang telah lama bersemi
Kini mulai berguguran kebumi

Debur megombak sapa
Hampiri menguji jiwa
Kesadaran tinggal setengah
Tenggelam dilautan kalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun