Di jalan-jalan kota, langkah kami beradu,
bukan sekadar kaki yang bergerak,
tapi dada yang menyimpan bara,
lidah yang menolak bungkam,
dan mata yang tak lagi sanggup berpura-pura buta.
Pemerintahan ini berdiri di atas podium tinggi,
mengibarkan bendera janji,
namun di balik kainnya terselip kantong rakus
yang menampung harta rakyat tanpa henti.
Kami berteriak,
suara parau mengoyak langit malam,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!