Di sebuah ruang sunyi, aku duduk di hadapan buku kosong ku. Pena sudah ku genggam sejak tadi, tapi aku belum menulis apa pun. Waktu berlalu, masih saja kosong halaman di hadapanku.
Malam ini aku teringat sesuatu: "Nggak perlu sempurna. Jadi dulu. Kalau mau sempurna, buat lagi."
Ku putuskan untuk mencoret dan membuat tulisan. Tanpa aturan. Acak, random, aneh, tidak nyambung, menulis saja sesuka hati.
---
Hari-hari berlalu. Tulisan ini bertambah banyak. Kadang berantakan. Kadang acak-acakan. Kadang tanpa titik koma. Kadang penuh coretan. Kadang cuma satu kata.
Tidak peduli adalah kunci bagaimana aku bisa menulis. Ya, tidak butuh tulisan ini dibaca orang lain. Tidak untuk validasi. Tidak untuk supaya orang lain paham isi kepalaku.
Buku ini adalah ruang aman. Duniaku sendiri. Aku nggak harus menjelaskan diri. Nggak harus takut salah. Nggak harus berpikir apakah ini masuk akal atau tidak.
Aku menulis untuk memahami perasaanku sendiri. Dariku, untukku.
---
Ada hari di mana aku menulis dengan marah. Tinta hitamnya menekan keras kertas, hampir sobek. Kata-katanya kacau, seperti hujan deras yang nggak beraturan.