Aku merasa bahagia bisa sekolah dan bertemu dengan teman-teman baru, hari-hari aku lalui dengan penuh kegembiraan, tak terasa sudah tiga bulan aku belajar di madrasah tersebut, memasuki bulan ke empat aku belajar di madrasah, aku baru sadar bahwan uangku pemberian orang-orang waktu aku sakit mulai menipis tinggal seikit.
Sehingga aku mulai berjalan kaki pergi dan pulang sekolah sejauh lebih kurang 3 km untuk menghemat biaya, suatu hari uang yang aku miliki sudah habis dan aku tidak memiliki uang sepersenpun, aku malu dan taku memintanya kepada ayahku.
Berhari hari aku lalui tampa ada uang sepersenpun yang aku miliki, dan disekolahpun tak ada program beasiswa yang dibeikan, hingga aku sudah tidak tahan lagi, aku teringat kata guruku bahwa belajar tak harus disekolah, bahwa belajar itu bisa dirumah, asalkan ada niat di hati, lalu aku berpikir dengan mantap dan aku memutuskan berhenti belajar disekolah dan tetap belajar dirumah.
Sore itu aku pamit ke ayah dan ibu tiriku, bahwa aku ingin pulang kedesa untuk menjenguk kakek, dan dan ayahyku belum tahu bahwa aku sudah berhenti sekolah, lalu aku pergi ke tepi jalan sambil melihat siapa tahu ada warga desa yang aku kenal dan mau memberiku tumpangan.
Lama aku menunggu, dikejauhan aku melihat seseorang menaiki motor dan berhenti didepanku lalu menyapaku
Assalamu’alaikum Akhi
W’alaikum salam “ jawabku, ternyata dia adalah Roles sahabat saya waktu SMP,
Mau kemana? Tanyanya
Mau pulang kedesa
Ya udah bareng saya aja” kata dia
Tidak usah nanti ngrepotin,