Mohon tunggu...
Ihsan Yahya
Ihsan Yahya Mohon Tunggu... Guru - pribadi

lakukan yang terbaik selagi kau bisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjuangan di Sudut Desa Terpencil

18 Januari 2021   13:15 Diperbarui: 18 Januari 2021   13:21 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku merasa bahagia bisa sekolah dan bertemu dengan teman-teman baru, hari-hari aku lalui dengan penuh kegembiraan, tak terasa sudah tiga bulan aku belajar di madrasah tersebut, memasuki bulan ke empat aku belajar di madrasah, aku baru sadar bahwan uangku pemberian orang-orang waktu aku sakit mulai menipis tinggal seikit.

Sehingga aku mulai berjalan kaki pergi dan pulang sekolah sejauh lebih kurang 3 km untuk menghemat biaya, suatu hari uang yang aku miliki sudah habis dan aku tidak memiliki uang sepersenpun, aku malu dan taku memintanya kepada ayahku.

Berhari hari aku lalui tampa ada uang sepersenpun yang aku miliki, dan disekolahpun tak ada program beasiswa yang dibeikan, hingga aku sudah tidak tahan lagi, aku teringat kata guruku bahwa belajar tak harus disekolah, bahwa belajar itu bisa dirumah, asalkan ada niat di hati, lalu aku berpikir dengan mantap dan aku memutuskan berhenti belajar disekolah dan tetap belajar dirumah.

Sore itu aku pamit ke ayah dan ibu tiriku, bahwa aku ingin pulang kedesa untuk menjenguk kakek, dan dan ayahyku belum tahu bahwa aku sudah berhenti sekolah, lalu aku pergi ke tepi jalan sambil melihat siapa tahu ada warga desa yang aku kenal dan mau memberiku tumpangan.

Lama aku menunggu, dikejauhan aku melihat seseorang menaiki motor dan berhenti didepanku lalu menyapaku

Assalamu’alaikum Akhi

W’alaikum salam “ jawabku, ternyata dia adalah Roles sahabat saya waktu SMP,

Mau kemana? Tanyanya

Mau pulang kedesa

Ya udah bareng saya aja” kata dia

Tidak usah nanti ngrepotin,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun