Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Pelacur Tak bersalah

3 Februari 2020   10:27 Diperbarui: 30 Oktober 2021   18:57 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Ya ... bila ada pekerjaan lain. Saya lebih memilih pekerjaan lain. Tapi sebenarnya mau apapun pekerjaannya. Bila kita iklas ngelakukannya, kalo kata ustad kan masih berkah hahahaha" ucap Lia sambil tertawa dan kembali menghidupkan rokoknya.

 " iya sih mbak. Hm ... yaudah. Mungkin itu dulu mbak, Cin. Nanti saya telpon ya. Lagikan sudah jam 11. Kita berdua juga ada tugas harus di selesaiin malam ini." Ucap Dani sambil berdiri dan menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dengan Lia dan Cindy.

 "Ohh ... ya sudah. Hati - hati ya Dan, Pul. Jangan lupa mampir lagi." Ucap Lia kepada mereka berdua.

 "Iya mbak tenang. Kan ada Cindy, ya pasti mampir lah. Yaaa gak cinta. Hehehe " ucap dani.

 "Iya - iya cinta hahah" balas Cindy.

  "Yaudah mbak kita pamit. Mohon maaf ni, sudah ganggu. Semoga nanti ada pengunjung hehe" ucap Saipul

  Cindy, Dani dan Spul pun berdiri. Berjalan menuju motor Dani yang tak jauh dari Lia berada. 

 "Cin, terima kasih bantuannya." Ucap Dani.

 "Gak apa-apa Dan, santai lah. Hmm.. semoga materi tentang sisi lain pekerja PSK kamu cepat rampung ya. Hmm kalo boleh tau dan, kenapa kamu mau capek-capek buat materi kayak gini?" Tanya Cindy sembari melirik Lia dari kejauhan.

 "Hmmm.. saya cuman mau jelasin ke masyarakat yang suka membaca. Bahwa jangan menilai orang atas apa yang mereka kerjakan Cin. Terkadang kita manusia mampu menilai orang lain, seolah-olah diri kita lebih bersih dan suci dibandingkan orang yang kita nilai. Maka dari itu Cin, saya sama Ipul bermaksud untuk memberikan perubahan. Agar wanita hiburan malam seperti kamu, mbak Lia dan wanita - wanita lain. bisa diterima, walau kita tau sendiri bahwa itu juga merupakan hal yang tidak mungkin.  Mereka melakukan pekerjaan karena tuntutan ekonomi dan itu juga tuntutan hidup mereka. Bila kita mampu berkomentar paling benar, tapi tidak bisa membantu mereka meringankan beban mereka? Ya sama saja bohong. Setidaknya mau berkomentar harus siap membantu. Dan bila tak bisa membantu ya lebih baik diam. Biarkan Tuhan yang menilai. Sama seperti perkataan mbak lia tadi. Kalo masalah dosa itu biarkan masalah pribadi orang yang melakukannya. Suatu saat pasti juga akan ada perubahan. Karena hidayah itu kan jelas ada, tinggal menunggu waktu kapan akan munculnya." Pungkas Dani

 "Oh iya Dan. Semoga ada yang akan mengerti sisi lain dari kami ini ya Dan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun