GURU PENGGERAK PENGUNGKIT MUTU PENDIDIKAN
Oleh: IDRIS APANDI
(Pemerhati Pendidikan)
Salah satu masalah serius yang dihadapi oleh Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan. Program for International Student Assessment (PISA) yang dijadikan rujukan oleh Indonesia untuk mengukur mutu pendidikan menunjukkan rangking Indonesia pada aspek membaca, matematika, dan sains masih rendah.Â
Hasil PISA tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 79 negara, posisi Indonesia berada pada rangking 70-an. Dengan kata lain, Indonesia adalah salah satu negara yang berada pada urutan paling bawah.
Rendahnya kemampuan membaca, matematika, dan sains pesera didik tidak dapat dipungkiri pada akhirnya menyentuh kepada mutu guru.Â
Program sertifikasi digulirkan oleh pemerintah sejak tahun 2006 bertujuan untuk menghasilkan guru-guru yang profesional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.Â
Walau demikian, hasil riset Bank Dunia tahun 2010 menunjukkan bahwa sertifikasi guru yang berimbas terhadap diberikannya Tunjangan Profesi Guru (TPG) bagi guru yang lulus sertifikasi baru mampu meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi belum berdampak terhadap peningkatan mutu lulusan.
Pertanyaannya adalah mengapa sertifikasi guru belum berdampak terhadap peningkatan mutu guru? Padahal anggaran untuk membayar Tunjangan Profesi Guru (TPG) terus melonjak hingga puluhan triliun.Â
Hal tersebut perlu dicari jawabannya dengan tidak harus menjadikan guru sebagai kambing hitam walau mungkin saja ada di antara penyebab masih rendahnya mutu guru adalah dari faktor guru itu sendiri.Â