Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Penggerak Pengungkit Mutu Pendidikan

17 November 2021   01:16 Diperbarui: 17 November 2021   12:58 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SDN Kenari 08 Jakarta Pusat mulai menjalani pembelajaran tatap muka pada Rabu (7/4/2021) pagi ini. (KOMPAS.COM/Ihsanuddin)

Misalnya, pola pikir (mindset) guru yang sulit untuk berubah, terbatasnya jumlah guru pada suatu sekolah/daerah, belum meratanya proporsi sebaran guru, belum semua guru mendapatkan kesempatan pelatihan, dan guru mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya (miss match).

Guru adalah ujung tombak peningkatan mutu pendidikan. Apapun kurikulum yang dilaksanakan pada sistem pendidikan sebuah negara, guru menjadi kuncinya. 

Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu guru. Antara lain dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) bagi guru.

Walau demikian, hal yang bisa dikatakan sebagai sebuah kelemahan dalam manajemen pelatihan guru adalah belum adanya monitoring dan evaluasi (monev) dan tindak lanjut yang benar-benar bisa memastikan bahwa pasca pelatihan, guru menerapkan hasil pelatihan yang telah diikutinya dan berdampak terhadap peningkatan mutu pembelajaran. 

Dengan kata lain, pelatihan yang diikuti oleh seorang guru kurang berbekas dan hanya berlalu begitu saja sehingga ada lirik lagu yang suka dinyanyikan sebagai bentuk sindiran terhadap kurang berdampaknya pelatihan guru, yaitu lirik "Aku masih seperti yang dulu" yang pada intinya berbagai pelatihan yang telah diikuti oleh guru belum mampu mengubah pola pikir guru.

Diakui atau tidak, pelatihan atau bimtek peningkatan mutu guru pun kadang dilaksanakan dengan prinsip asal dilaksanakan atau anggarannya terserap, sedangkan tindaklanjut pasca kegiatan kurang dikawal dengan serius sehingga kurang berdampak terhadap peningkatan mutu atau kinerja guru.

Pelatihan atau bimtek guru yang dilakukan pun kadang terjebak pada hal yang bersifat administratif di mana para peserta didorong untuk menyeragamkan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penyeragaman materi ajar, atau penyeragaman soal-soal test sehingga kurang menggali kreativitas dan inovasi guru.

Lahirnya program Guru Penggerak (GP) sebagai salah satu paket merdeka belajar pada masa Mendikbudristek Nadiem Makarim adalah sebuah upaya untuk meningkatkan mutu guru secara terencana, sistematis, dan menyeluruh. 

Kalau sebelumnya peserta pelatihan identik dengan 4L yaitu "Lu Lagi, Lu Lagi", maka program Guru Penggerak (GP) membuka kesempatan secara terbuka kepada setiap guru untuk ikut serta dalam pelatihan yang dilaksanakan selama 9 bulan.

Guru-guru yang ikut pelatihan sebelumnya harus lolos seleksi essai, simulasi mengajar, dan wawancara. Dengan kata lain, Guru Penggerak (GP) adalah guru-guru terpilih berdasarkan hasil seleksi yang ketat. 

Mereka setidaknya sudah memiliki pengalaman melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, memiliki jiwa kepeloporan, tipe pekerja keras, mampu bekerja sama dengan sesama guru dan pihak lain, memiliki kematangan emosional, mampu bekerja di bawah tekanan, memiliki semangat belajar yang tinggi, dan memiliki karakter sebagai pemimpin pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun