untukmu :
         surat ini mengenai kota itu
aku ingin menceritakaanya padamu:
aku diam-diam nyelinap masuk di bekas kotamu, melirik kenangan yang tertinggal  lalu, aku mendengar tembok dan langit menggemakan namamu.
aku bertanya, di manakah kau sekarang--yang telah membangun kenangan di kota ini.
di lekung ingatan, ia jawab dengan diam.
dan seperti maling yang tertangkap basah,
aku diburu, aku lari dan sembunyi. tapi tiba-tiba saja aku sudah dihabisi massa
Baca juga: Mengancingi Baju Jendela
Baca juga: Di Musim Ini
Baca juga: Kau Menjelma Apa Saja
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!