Mohon tunggu...
Muhammad Badrul Munir S
Muhammad Badrul Munir S Mohon Tunggu... Kepala Sekolah SMA HelloMotion Malang

Seorang pendidik sekaligus pembelajar. Menyukai diskusi tentang pendidikan, agama, dan kemanusiaan. Menulis di Kompasiana untuk menyebarkan nilai pengetahuan, empati, dan inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keragaman Adalah Indonesia

26 Agustus 2025   21:05 Diperbarui: 27 Agustus 2025   07:55 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia itu Bhineka, dan Bhineka itu Indonesia, Meniadakanya berarti meniadakan Indonesia, Inilah makna menjadi Indonesia”

Indonesia yang merupakan Negara sejuta keragaman yang menyebar dilebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 1100 suku bangsa yang berkomunikasi dengan ratusan bahasa dan dialek, dengan puluhan agama, kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Mahaesa melalui berbagai macam sebutan berbeda-beda, beribadah kepaa-Nya dengan tata cara yang berbeda-beda pula. Disana juga terdapat beribu-ribu adat istiadat dan tradisi yang beraneka ragam. Ini adalah warisan yang sudah ada selama berabad-abad bahkan jauh sebelum Negara republic Indonesia ini merdeka. 

Perbedaan latar belakang agama, adat-istiadat, keyakinan, bahasa dan suku tidak lagi menjadi sebuah penghalang bagi mereka untuk bekerjasama dan saling membantu, membangun kehidupan yang diidamkan serta berjuang untuk menjadi komunitas besar yang bernama Indonesia. Keberagaman cita-cita dan realitas masyarakat Indonesia dalam membangun Negara bangsa (nation state) telah dirumuskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Beragam tapi satu, atau berbeda-beda tapi satu, kenyataan ini tidak dapat dinafikan oleh siapapun, kapanpun, dimanapun dan dengan cara apapun. Indonesia akan selalu Bhineka, dan Bhineka akan selalu Indonesia, meniadakanya adalah meniadakan Indonesia, inilah makna menjadi Indonesia.

Dalam usaha menjaga situasi keragaman yang damai dank e-Indonesia-an yang utuh, bangsa ini memerlukan para pemimpin yang berpandangan luas, bekerja keras, arif dan tulus, bukan hanya pandai berorasi dan retorika yang sangat memukau, untuk menyatukan bangsa kita ini dalam kebhinekaanya, ini semua karena kemerdekaan Bangsa ini diperoleh berkat perjuangan mahakeras rakyat dengan beragam identitasnya, bukan oleh golongan tertentu. Mereka memperjuangkan Indoenesia ini selama berabad-abad dengan mengorbankan segala bentuk yang mereka miliki, segenap jiwa dan raga mereka. Patutlah kita bersyukur atas kemerdekaan , persatuan dan kemakmuran yang selama ini terus terjalin.

Menyikapi Perbedaan

Tidak ada sikap dan cara yang paling memajukan, membahagiakan dan mensejahterakan masyarakat kecuali kebersamaan, rendah hati antar mereka dan saling menghargai, sebagaimana Tuhan dan Nabi serta para ulama mengajarkanya kepada kita. Perbedaan atas segala bentuk pemaknaan teks keagamaan atau bahkan teks-teks lainy pada akhirnya perlu dicarikan jalan keluar melalui mekanisme yang paling baikdan sejalan dengan perintah Agama, yakni dialog,’musyawarah’, dan caracara lain yang lebih demokratis, mencari titik temu untuk sebuah kebaikan bersama, kebenaran bersama, bkan mencari pembenaran diri atau mengklaim pendapatnyalah yang paling benar, sambil mencaci pendapat yang lain, apalagi dengan menggunakan kekerasan, termasuk salah satunya yakni membunuh karakter seseorang atau kelompok. Tidak ada yang paling dirugikan dan paling disengsarakan dalam sebuah perseteruan. Sebaliknya, tidak ada sikap dan cara yang paling mensejahterakan dan membahagiakan masyarkat muslim kecuali kebersamaan, saling menghormati, menghargai, rendah hati diantara kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun