Pagi yang indah di kota Yogya. Matahari bersinar hangat seolah ingin mengusir dingin setelah semalam diguyur hujan. Tak bosan-bosannya matahari menyinari bumi, tiap pagi. Tanpa perlu menjelaskan bahwa dia telah berjasa kepada bumi dan seluruh isinya. Tanpa perlu pengakuan di media sosial tentang apa yang telah dilakukannya terhadap seluruh makhluk Tuhan.
Langkah Yos tegap menyusuri sudut kota Yogya, " Mas, istirahat aja dulu di hotel, nanti sore kita ketemu di gereja, " begitu tulis Melinda yang dikirim melalui pesan teks Whatsapp.
Sosok di sampingnya semalam udah pula lenyap, entah kemana. Yos seperti abai begitu saja. Dia pergi hanya sekedar meninggalkan dua baris kata dalam deretan nama. Yohana, Yohana Shinta. Itu yang diingat Yos. Tak lebih! Karena kini dalam pikirannya hanya ada Melinda dan Melinda.
Seharian Yos tertidur di hotel langganan. Seperti sore-sore sebelumnya ketika dia berkunjung ke Yogya, Yos berdandan rapi. Senyumnya mereka ke tiap orang yang ditemuinya. Terutama ke resepsionis yang udah di kenalnya.
" Sore, Mas Yos. Seger sekali. Mau apel kah? "
" Iya dong, namanya juga anak muda. Eh, kamu malam minggu kok kerja? Jomblo ya..?" ledek Yos kepada Meyta, nama resepsionis itu.
" Ih, jangan ngeledekin jomblo, mas. Nanti ketularan jomblo lho..hihihiihi. " mereka ngakak bareng.
Ah, Yogya! Keramahan kota ini selalu membuat kangen.
Sesampainya di halaman gereja, Yos turun dari taksi online. Ada pemandangan yang tak biasa. Mana pula Melinda. Biasanya dia nunggu di halaman depan, di bangku yang terletak disisi pintu masuk. Mata Yos celingukan. Yos mencoba menghubungi Melinda lewat telepon. Tak diangkat. Duhh...
" Ada resepsi, mas, " tetiba suara petugas keamanan gereja menyeruak. Yos agak kaget.
Yos ragu. Antara masuk gereja atau balik.