Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pongah Jiwa Mencerna Gerusan Tabiat Siksa

4 Januari 2018   06:10 Diperbarui: 4 Januari 2018   08:11 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelum itu bisa terjadi nantinya
mencumbu pertama hakikat berseru
satu kepastian menerawang cernaan restu
kau mesti datang lagi kesana sepenuh warna
rekah erat menajamkan taruhan hakikat
bukti kita pernah satu gambaran bersama

Pongah jiwa mencerna gerusan tabiat siksa
menjelang tiga ribu ada rasa bangga
berat pengaruh hidup jelita mewarna redup
tabir kepastian lingkup suasana menasbih
batas perhatian sepanjang noktah
rindu nasi pundut, katupat, guguduh
pahit dirasa mencerna harapan memindai

Karya yang cukup signifikan memberi segala
terpana gejolak menerpa ego padanan raga
tak ada hal membosankan selama disana
bentangan nalar ternyata menerta purnama
kau beri banyak jalan saling seirama adanya
menapak canda perangai intim nyata
kalau semua bisa saling menyerta pasti

Sebuah kesungguhan purnama meramu imaji
saatnya kesungguhan meramu janji
saatnya kita berusaha jadi yang terbaik
batu di dalam rumah bertepi cotton bud
tikam memanjang himpitan papan kayu
pakaian bekas menepi lantai dan sepeda motor

Kandangan, 30 Desember 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun