Mohon tunggu...
Heru Susetyo Nuswanto
Heru Susetyo Nuswanto Mohon Tunggu... Dosen - Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.M.Ag. Ph.D - Associate Professor Faculty of Law Universitas Indonesia

Associate Professor at the Faculty of Law University of Indonesia and Human Rights Attorney at PAHAM Indonesia. Studying Human Rights toward a degree (LL.M) at Northwestern Law School, Chicago, and Mahidol University, Bangkok (Ph.D. in Human Rights & Peace Studies). External Ph.D. researcher in Victimology at Tilburg University, Netherlands. Once a mountaineer, forever a traveler...and eager to be a voice for the voiceless people. Twitter : @herususetyo FB : heru.susetyo@gmail.com; e-mail : heru@herususetyo.com; IG : herususetyo2611

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Minoritas Muslim Lithuania: Sedikit Namun Menggigit

5 Juni 2018   11:54 Diperbarui: 5 Juni 2018   13:09 2489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya ada lima masjid di seluruh negeri,  dua di sekitar Vilnius (daerah Nemezis dan Keturiasdesimtu Totoriu, satu diRaiziai (distrik Alytus- Kaunas), satu di Kota Kaunas, dan satu lagi adalah Islamic Center/ Tatar Cultural Center di Kota Vilnius yang juga digunakan untuk shalat dan menjadi pusat ibadah Muslim antar bangsa di Kota Vilnius.

Walau jejak Muslim di Lithuania bisa ditelusuri sejak abad 15 Masehi, di era Grand Duke Vytautas, namun secara jumlah mereka stagnan. Belum lagi Lithuania mengalami 'keterputusan' dengan dunia luar di era okupasi Uni Soviet tahun 1940 sampai menjumpai kemerdekaan kembali tahun 1990. Hal mana berdampak juga ke komunitas Muslim-nya. Di Era Uni Soviet, banyak gereja Katolik dan juga beberapa masjid yang ditutup, dihancurkan, atau dialihfungsikan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Islamic Cultural Center Vilnius

Pusat kegiatan Islam di Vilnius atau biasa disebut Tatar Cultural Center, menempati lantai tiga dan empat dari suatu bangunan biasa di Smolensko,g. 19 di Vilnius Selatan. Ia cukup jauh dari pusat kota Vilnius, namun cukup dekat dengan Airport Vilnius, berjarak kurang dari lima kilometer saja.

Ia bukanlah masjid dan tidak disebut sebagai masjid oleh pengelolanya, namun tersedia ruang besar berkarpet di lantai empat yang memang digunakan untuk shalat sehari-hari.  Sementara itu, lantai tiga digunakan untuk tempat pertemuan, tempat makan dan, dapur.

Kendati menjadi Pusat Kebudayaan Muslim Tatar, sejatinya tempat ini banyak di-support oleh pemerintah Turki. Biaya pengelolaan masjid dan  penyediaan Imam bulan Ramadhan dilakukan oleh Kedubes Turki di Vilnius, disamping swadaya para jama'ah mancanegara.  Dua motor Islamic Center ini antara lain Brother Belek, pria asal Kyrgistan yang bekerja di Turkish Airways, dan Brother Ibrahim,  pria yang bekerja di Kedubes Turki.

Di bulan Ramadhan 1439 H ini,  menu buka puasa diberikan cuma-cuma oleh masjid untuk semua jama'ah yang hadir.Menunya khas Turki. Dibuka dengan yoghurt, lalu dilanjutkan makan nasi dengan daging sapi iris yang amat sedap. 

Shalat tarawih di Islamic Cultural Center ini kendati bisa menampung sampai 6-7 shaf, kenyataannya hanya dipadati 2-3 shaf saja,  di luar jamaah Muslimah yang shalat di ruang terpisah. Imam-nya asal Turki .Jumlah raka'at ada 23 dan setiap 2 raka'at ada jama'ah yang membacakan do'a/ shalawat, mirip di masjid-masjid Indonesia.

Sepertiga jama'ah undur diri setelah raka'at ke -8 dan selebihnya melanjutkan tarawih dan witir hingga rakaat 23. Karena saat ini sedang awal musim panas (summer) dan waktu maghrib berkisar pukul 21.30 -- 21.50, maka shalat tarawih-pun dimulai sekitar pukul 23.10 dan berakhir sekitar tengah malam. Dan para jama'ah mesti bergegas santap sahur karena sekitar pukul 02.40-an waktu subuh-pun tiba. Jangan berharap bisa membeli makanan di warung sekitar juga seperti di Indonesia.  Karena untuk negeri sekecil Lithuania dengan penduduk hanya sebanyak Kota Jakarta Timur,  rata-rata restoran tutup menjelang pukul 8 malam. Itupun,  tak dijamin halal pula makanannya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kisah Desa 40 Tatars, Vilnius-Lithuania

Sekitar 20 kilometer dari downtown Vilnius ke arah barat daya, terdapat-lah desa minoritas Lithuanian (Muslim) Tatar, yang kerap disebut sebagai "Keturiasdesimt Totoriu Kaimas" atau Forty Tatars Village (English) atau Kirk atau Sorok Tatary (Belarus).

Berada di desa ini di akhir musim semi adalah luar biasa nyaman.Udara sejuk dan bersih, sejauh mata memandang hanya pemandangan hijau yang terhampar.Ladang, hutan, permukiman, semuanya hijau.

Ada sekitar 112 Lithuanian (Muslim) Tatar dari sekitar 500 penduduk di desa cantik yang berkontur berbukit ini.Dan mereka memang bukan satu-satunya komunitas Lithuanian Tatar di Lithuania.Ada tujuh komunitas Lithuanian Tatar di seluruh Lithuania.Komunitas Lithuanian Tatar telah eksis sejak akhir abad ke 14, era Grand Duke Vytautas, penguasa Lithuania era kuno. Menurut hikayat, Grand Duke ini yang membawa komunitas Tatar dari Semenanjung Crimea, karena Crimean Tatar terkenal sebagai petarung yang tangguh dan setia kepada Grand Duke Vytautas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun