Pintu kamar tidur terbuka lagi. Hanya sedikit, sehelai rambut, seperti yang sering dikatakan ibunya.
Cahaya redup dari lorong menyinari, sejenak mengalihkan perhatiannya dari kenyataan bahwa lorong itu terbuka.
Bukankah dia sudah menutupnya rapat-rapat tadi? Mungkin tidak seluruhnya, hanya sedikit melewati kusen.
Sambil menghela napas, dia bangkit dari tempat tidur untuk menutupnya lagi, kali ini menutup sepenuhnya.
Waktu berlalu tanpa disadari.
Dia terbangun karena suara pintu terbuka. Sekali lagi, bukan olehnya. Namun tidak sepenuhnya, hanya sedikit saja.
Sekarang dia takut.
Tapi itu hanya pintu, dan lorong kosong di baliknya.
Cikarang, 1 April 2024