Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedekah Sedikit Berbalas Bukit

18 Maret 2024   14:52 Diperbarui: 19 Maret 2024   10:03 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedekah setiap Hari seperti Menyiram Tanaman, tumbuh subur hingga berbuah (Hamim Thohari Majdi)

Manfaat sedekah tidak usah diragukan lagi, dalam bahasa sosial sedekah lebih sering dimaknai dengan istilah berbagi, tidak peduli ketika lapang atau sempit, ketika berkelimpahan atau dalam kecukupan. Karena berbagi tidak memerlukan waktu menunggu "lebih".

Meminjam istilah dalam kecerdasan emosional, berbagi merupakan indikator yang terakhir yaitu empati setelah simpati, ingin merasakan kesusahan orang lain dan melakukan tindakan agar bersama-sama senang. Atau ingin menikmati rizki bersama dengan orang lain yang berada di bawahnya.

Memberikan solusi  masalah finansial orang yang berada di bawah adalah kebaikan yang selalu ditunggu, tak harus mereka terlebih dahulu mengulurkan tangan untuk meminta, "karena tangan di atas lebih mulia dan berharga diri dari tangan di bawah", ulurkan tangan anda untuk mengangkat harga diri mereka.

Ketika sedekah tepat sasaran, bagaikan hujan di musim panas, mereka gembira dengan memuja serta berterima kasih kepada pemberinya, seiring dengan itu aroma spiritual menyesaki semesta, karena sang Penciptanya berada dalam nuansa berbagi, bersedekah. Seperti yang tercermin dalam kisah nabi Musa. bahwa Allah tidak begitu tertarik dengan hambaNya yang rajin Sholat dan ahli dzikir. Karena Sholat lebih bersifat individualis memagari diri agar terhindar dari perbuatan yang tidak Allah sukai, begitu pula dzikir merupakan sarana individu menenangkan diri dari hiruk pikuk yang memekatkan hati. Sedang ketika ada seseorang yang sedang berbagi, menciptakan kebahagiaan bagi yang sedang bersedih, dan membuat mereka tersenyum bahkan tertawa, di sinilah Allah hadir dan menebar kasih sayangNya.

Bersedekah tidak hanya menilai jumlahnya, kesinambungannya itulah yang membuat Allah rindu membersamai. Karena sedekah yang besar (banyak), namun itu dilakukan temporer bahkan hanya dihitung dengan jari sudah cukup, dibanding dengan apa yang dimiliki, Allah kurang tertarik. Tetapi yang sedikit (kecil) tetapi istiqomah menjadikan cinta Allah mengalir kepada ahli sedekah, seperti peribahasa "sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit".

Memang ada waktu-waktu yang berkah ketika bersedekah, misal di waktu subuh Allah jamin keselamatan dan kebutuhannya tercukupi dari pagi hingga sore. Atau Jumat sore. Namun itu tidak mengurangi rasa cinta kasih Allah terhadap orang yang mau bersedekah di setiap waktu, jadikan sedekah sebagai gaya hidup, belum sempurna hidup bila belum bersedekah. Mulai kebiasaan sedekah di bulan Ramadhan, karena balasannya berlipat lipat. 

Apa saja yang sanggup dilepas untuk mengurangi beban orang lain, menyembuhkan lukanya, atau membasahi tenggorokan dan menghilangkan dering perutnya, serta menjadikan badannya hangat dari dinginnya angin, dan merasakan keteduhan dari guyuran hujan, sengat matahari dan serangan binatang, itulah kerajaan yang akan dimiliki oleh oleh orang yang bersedekah, sedekahlah terhadap harta benda yang berada dalam kemampuannya. Kadang yang tidak berharga bagi diri kita, menjadi kebanggaan orang yang membutuhkan, kadang sangat kecil bagi kita, begitu besar maknanya bagi yang sedang mengidamkannya. sedekah solusi dengan berbagi, tidak saja simpati lebih dari aksi dan empati, bisa berupa uang, makanan, tempat tinggal, pakaian dan lainnya.

Sedekah Sedikit Berbalas Bukit

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 18 Maret 2024

Hamim Thohari Majdi @Surplus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun