Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Iblis, Adam, dan Perlawanan

1 Juni 2019   20:13 Diperbarui: 1 Juni 2019   20:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akulah Sang Iblis, makhluk yang disegani di khayangan. Aku terbuat dari api, aku bisa membakar siapa saja yang melawanku. Penghuni selain aku menganggapku sombong, angkuh, keras kepala, tetapi aku tidak pernah memperdulikan mereka. Aku menghormati mereka sebagai sosok ciptaan Tuhan, dan aku setia kepada Tuhan yang menciptakan aku.

Aku adalah kakak tertua dari semua penghuni khayangan. Dan aku menolak tunduk kepada mereka yang sama-sama diciptakan oleh Tuhan. Bagiku, kami semua sama, tidak ada bedanya, tidak ada yang istimewa. Makhluk sesudahku harus menghormati aku sebagai yang tertua dan yang terkuat. Namun setelah penciptaan Adam, aku dipaksa untuk tunduk, oleh Tuhanku sendiri. Mereka berkata  bahwa Adam lebih mulia daripada aku. Padahal Adam terbuat dari tanah. Sedangkan tanah bisa aku bakar hingga hangus. Adam diciptakan untuk menjadi pemimpin di bumi, sedangkan mereka memfitnahku karena telah memperdayai Adam dan Hawa sehingga keduanya di usir dari khayangan.

Kata mereka, Adam dan Hawa dibekali sebuah akal yang lebih. Tapi pada kenyataannya Adam dan Hawa bisa terperdaya olehku. Logika macam apa ini? Jika mereka mempunyai akal, seharusnya mereka dapat berfikir, bahwa buah lezat yang ada di atas sana merupakan sebuah larangan. Jika mereka mempunyai akal, seharusnya mereka menjauhi larangan itu. Tapi pada kenyataannya Adam dan Hawa mempunyai nafsu yang berlebih. Nafsu membuat mereka melanggar larangan dari Tuhan, dan yang disalahkan adalah aku, Sang Iblis. Makhluk berakal yang seperti apa, yang bisa tunduk oleh nafsunya sendiri.

Dan kini aku pun terbuang bersama mereka. Semua makhluk di atas sana memusuhiku, melindungi Adam dan Hawa. Padahal aku tidak mempunyai kuasa atas nafsu yang mereka miliki.

Perjalananku di mulai bersama mereka di bumi, bersama segala fitnah yang selamanya abadi. Katanya aku akan menghasut anak dan cucu Adam, agar mereka ikut terjerumus bersamakau ke dalam neraka. Aku diberikan tugas oleh Tuhan untuk mempengaruhi manusia agar ingkar kepadaNYA. Kekonyolan seperti apalagi ini? Mana mungkin aku tega kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan? Dan mustahil pula jika Tuhan begitu tega memasukkan keturunan Adam ke neraka. Tuhan itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun. Dengan segala ke-Maha-an itulah sebabku sangat mencintai Tuhan. Sedangkan omongan-omongan setan yang menganggap aku akan mempengaruhi keturunan Adam adalah omongan-omongan dari makhluk-makhluk di khayangan yang tidak menyukaiku.

Adam dan keturunannya berbuat dosa karena ulah mereka sendiri. Mereka tidak bisa menggunakan akal yang telah diberikan oleh Tuhan. Manusia-manusia saling berperang bukan kesalahanku. Seharusnya mereka bisa berfikir menggunakan akal yang mereka miliki. Untuk apa menyakiti sesama manusia? Tapi yang disalahkan selalu aku, Sang Iblis. Padahal mereka begitu karena mereka tidak sanggup mengendalikan nafsu mereka. Mereka selalu merasa kurang, selalu tergiur, selalu menginginkan yang lebih, selalu ingkar kepada akal dan hati mereka. Namun lagi-lagi yang disalahkan adalah aku. Katanya aku telah merasuki mereka, katanya aku telah memperdayai mereka. Sedangkan aku di bumi mempunyai kehidupan sendiri, sibuk membangun sebuah kerajaan yang telah direnggut dariku di atas sana.

Manusia-manusia itu begitu licik. Mereka terus saja menyalahkan aku. Bajingan! Kenapa mereka tidak menyalahkan diri mereka sendiri yang diperbudak oleh nafsu? Dan kenapa pula selalu aku yang disalahkan dan difitnah? Aku selalu berdo'a kepada Tuhan agar Ia lekas menghancurkan dunia yang penuh dengan kemunafikan ini. 

Bumi ini dicipakan oleh Tuhan dengan susah payah. Menghitung inchi demi inchi, keseimbangan demi keseimbangan, agar semua yang ada di alam semesta tidak saling bertabrakan. Tetapi manusia memang makhluk laknat yang tidak tahu diri. Mereka tidak bisa berfikir, berterima kasih karena sudah diizinkan untuk menghuni bumi. 

Sedang mereka selalu membuat kerusakan, kekacauan, perang, dan saling memfitnah. Seharusnya manusia-manusia laknat itu diberikan kubangan lumpur nan bau. Agar mereka menyatu dengan apa yang membentuk mereka, agar mereka bisa berkaca, agar mereka bisa menilai diri mereka yang  hina itu.

Akulah Sang Iblis. Aku akan terus melawan manusia-manusia bajingan yang merusak ciptaan Tuhanku. Aku tidak sudi bumi yang suci ini dikotori oleh nafsu-nafsu mereka yang teramat najis. Coba lihatlah, gunung-gunung yang tidak berdosa dihancurkan, hutan-hutan yang memberikan makan kepada mereka dibabat habis. Bajingan memang! Makhluk keparat yang tidak tahu diri dan tidak pernah berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan kepada mereka. [Bersambung. Iblis, Adam, dan Perlawanan.

Licik! Iblis memang licik! Dia menghasutku, menghasut ketururnanku, meracuni jiwa dan pikian kami semua. Aku tidak butuh dia sujud di hadapanku, dan aku sama sekali tidak menginginkannya. Sejak kapan aku berani dengan makhluk yang lebih kuat dari aku? Propaganda yang ia mainkan telah berhasil, hingga terbuanglah aku ke bumi yang tidak pernah aku inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun