Langit Kelabu
Malam itu muram, tak seperti biasanya
langit bertabur bedak pekat...
Mendung tak ingin kau ciptakan
Bukan mendung menantikan gerimis
Namun hujan mendatangkan basah
Terkadang nada aksara waktu
Meski kaku tak bisa kembali, pasrah, gemetar, gigil membumbung...
Senja merangkulnya pilu keegoisan waktu
Bulan kuncup mawar pucat
Menuduh kalbu sendu dimatamu
Apakah ini teka-teki yang bernama takdir?,
Mencoret-coret paksa dinding langit
Membentuk parit gundah gulana
Menyuruh lelaki gagah berani pergi berhenti merajut setia langit biru
Merajut semu, melesat nadimu
Tanpa sadar kau jemu
Perihal bersabar kesenduan waktu
Tergeletak jejak menjadi kelu
Aroma parfum one direction masih satu dikerah bajumu
Menganggap dirinya tak ada
Disepertiga malam kunang-kunang merengek ilusiÂ
Nada-nadanya sembiluÂ
Seperti senja tertidur pasrah
Kau tahu adamu meriwayati nadinya
Membasuh keluh meniti peluh
Ada gurat di pipimu tapi sebatas ilusi
Lenyaplah bersama embun pagi aksara itu
Wae Bobok, Mei 2022
-Deo Hironimus-