Panglima Sunnu sedih mengetahui Dayang Wati yang dicintainya sudah meninggal. Lalu membawa Timun Mas ke istana Kerajaan Ayem Tentrem. Pangeran Budi yang tahu Timun Mas ada di istana Kerajaan Ayem Tentrem, langsung datang menemuinya. Di sana, Timun Mas kagum dengan ketampanan Pangeran Budi. Begitu pula Pangeran Budi yang takjub melihat kecantikan Timun Mas yang berbeda jauh dengan ketika keduanya masih kecil dulu. Cinta monyet keduanya dulu kini berubah jadi cinta sejati.
Mengetahui sang ibu ditangkap pasukan Kerajaan Adem Ayem, Timun Sari menemui Timun Mas meminta agar Timun Mas memaafkan dan membebaskan ibunya. Timun Mas memberitahu Timun Suri kalau iasudah memaafkan. Tapi untuk membebaskan Permaisuri Yuli, ia tak bisa karena perbuatan yang dilakukan Permaisuri Yuli itu tak baik dan harus mendapatkan hukuman.
Timun Suri kecewa lalu mogok makan. Karena kasihan melihat Timun Suri yang terbaring sakit karena mogok makannya, Timun Mas berjanji akan memberikan keterangan yang bisa meringankan hukuman Permaisuri Yuli di persidangan.
Timun Suri senang mendengarnya. Dan kemudian setelah sembuh, ia membantu pernikahan Timun Mas dengan Pangeran Budi. Â Akhirnya Timun Mas berhasil mewarisi tahta sang ayah, menjadi ratu Kerajaan Ayem Tentrem.
Timun Mas lalu berziarah ke makam kedua orang tuanya. Dan tak lupa ia juga berziarah ke makam Dayang Wati di Desa Migunani. Rumah di desa yang dulu pernah ditinggalinya bersama Dayang Wati dihibahkan untuk tempat menimba ilmu bagi anak-anak yang kurang mampu di situ.
Timun Mas tak begitu saja melupakan jasa orang-orang yang sudah menyelamatkannya dari kejaran Buto Ijo dan gerombolan preman. Marto, Rahman dan Dharma bersama keluarga mereka masing-masing diberi rumah yang bagus dan harta melimpah.
Sementara berkat keterangan meringankan Timun Mas di persidangan kerajaan, Permaisuri Yuli tak dihukum berat. Walaupun pernah berbuat jahat padanya, Timun Mas tak dendam. Ia bersama Timun Suri sering menjenguk Permasuri Yuli di penjara kerajaan.
Yogyakarta, 21 April 2018