Rahman pun memberitahu Timun Mas kalau itu dulu cincin milik sang ayah yang diberikan pada seorang ibu baik hati. Si ibu itu selalu membeli banyak dagangan rotinya. Sang ayah yang merasa penasaran roti-roti itu untuk siapa lalu mengikutinya. Dan ternyata roti yang dibeli banyak darinya itu disedekahkan untuk anak-anak kurang mampu di Desa Migunani. Karena terharu dengan niat ibu itu yang tak tanggung-tanggung dalam bersedekah, sang ayah memberikan cincin bertuliskan namanya.
Setelah mendengar pemberitahuan Rahman, Timun Mas kaget karena Dayang Wati tak pernah cerita soal itu.
Rahman bersedia membantunya asal cincin yang dipakai Timun Mas boleh ia simpan karena itu kenangan satu-satunya dari sang ayah. Timun Mas setuju saja. Lalu setelah itu ia berlari meninggalkan pasar Desa Migunani.
Ketika Buto Ijo dan enam preman sampai di pasar, mereka langsung disambut kepungan Rahman beserta para pedagang lain. Baku hantam pun terjadi.
Hanya Buto Ijo dan tiga preman yang berhasil lolos. Tiga preman lainnya berhasil dilumpuhkan.
Timun Mas yang kecapekan berlari jatuh pingsan di selasar kuil Buana yang terletak di perbatasan Kerajaan Ayem Tentrem dengan Kerajaan Loh Jinawi. Para perempuan yang selesai melakukan peribadatan segera menolongnya.
Setelah sadar, Timun Mas mengenali Dharma yang jadi salah satu pendeta di kuil itu. Karena Dharma dulunya seorang tukang ojek kuda langganan Dayang Wati yang sering mengantarkan pulang pergi berbelanja ke pasar.
Dharma juga langsung mengenali Timun Mas dari gelang yang dipakainya. Karena itu gelang satu-satunya yang pernah ia berikan untuk seorang ibu penumpang langganan ojeknya agar dipakaikan pada anak si ibu ketika besar nanti. Sebagai balas jasa karena setiap habis diantarkan, si ibu itu sering memberinya sedekah berupa minuman atau memberi oleh-oleh untuk anak dan istrinya di rumah. Timun Mas lalu menceritakan kejadian yang menimpanya. Dharma pun segera menghubungi keamaan Kerajaan Ayem Tentrem.
Tak lama kemudian, Buto Ijo dan tiga preman datang. Lalu berusaha membawa paksa Timun Mas pergi. Terjadi keributan kecil antara keempatnya dengan Dharma dan para orang yang beribadah di kuil. Beruntung Panglima Sunnu bersama sepasukan kerajaan segera datang. Buto Ijo dan tiga preman tak sempat melarikan diri dan  langsung ditangkap.Â
Sementara, Permaisuri Yuli yang kini jadi penguasa Kerajaan Ayem Tentrem diciduk di istana atas informasi dari Buto Ijo pada saat sedang mengadakan pesta pora dengan para bangsawan. Permaisuri Yuli ditangkap dengan tuduhan pengambilan alihan tahta yang tak sah. Tapi ia menyangkal semua tuduhan itu.
Di dalam kuil, Timun Mas merenungkan kejadian-kejadian yang menimpanya pada Dharma dan Panglima Sunnu. Ia tak menyangka bisa selamat dari nasib buruk karena berkah dari perbuatan baik yang dilakukan Dayang Wati pada masa lalu.