Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Falsafah Jawa: Menyulam Laku Hidup dari Empan Papan sampai Andhap Asor

14 September 2025   10:21 Diperbarui: 14 September 2025   10:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sing eling lan waspada/Foto: Hermard

Empan papan, merupakan upaya menempatkan diri sesuai tempat, waktu, dan situasi. Seseorang (terlebih pejabat) sebaiknya peka, tahu diri,  tidak berlebihan, dan bisa merasakan realita.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, falsafah dan pitutur leluhur bukan sekadar kata-kata kosong. la tumbuh dari pengalaman panjang proses njajah desa milangkori, mengendap dalam keseharian, dan diwariskan turun-temurun sebagai pedoman agar manusia mampu menata diri, baik dengan sesama, maupun alam semesta.

Bagi saya pribadi, filosofi empan papan bertalian erat  dengan filosofi ajining diri saka lathi lan budi (martabat lahir dari ucapan dan budi), ngundhuh wohing pakarti (menuai apa yang ditanam), dan andhap asor (rendah hati).

Masing-masing ungkapan tersebut mempunyai kekuatan nilai, namun bila dipahami bersama, ungkapan tersebut merupakan tiga kesatuan, tri tunggal,  merangkai laku hidup orang Jawa dalam menghadapi tantangan kehidupan yang berputar kian ligat seperti gasing.

Ajining diri saka lathi lan budi menekankan bahwa martabat manusia sangat ditentukan oleh ucapan dan perilakunya. Kata-kata dalam pandangan masyarakat Jawa, bukan sekadar bunyi, melainkan cerminan batin. Seseorang yang berkata kasar,  menyebarkan kabar tanpa fakta, pada galibnya tengah merendahkan dirinya sendiri.

Begitu pula sebaliknya, tutur kata  lembut, disertai budi pekerti, akan menjadikan seseorang dihormati. Dalam masyarakat Jawa, lathi (ucapan) tidak mungkin dipisahkan dari budi (akhlak). Keduanya merupakan pasangan tunggal- semacam dwi naga rasa tunggal. 

Bila kata-kata lahir tanpa dituntun budi, ia dapat melukai. Sebaliknya, bila budi berjalan tanpa disampaikan lewat kata, maka kebaikan bisa hilang dalam kebisuan.

Dari sinilah lahir keyakinan bahwa kehormatan diri seseorang, utamanya bukan ditentukan dari pakaian (sandang) dan tumpukan harta (bandha brana), melainkan dari bagaimana ia bertutur dan bersikap.

Tidak mengherankan jika beberapa tahun lalu salah satu provider layanan komunikasi dalam iklannya menuliskan: mulutmu harimaumu...

Dalam kearifan budaya Jawa, sekali lidah salah ucap, nama baik menjadi taruhan. Maka, sebelum mengucapkan sesuatu, perlu dipikirkan secara bijak, penuh kehati-hatian,  apakah kata-kata yang diucapkan mengandung manfaat, mencerminkan budi, atau justru menyakiti orang lain sekaligus mempermalukan diri sendiri.

Di tengah keriuhan situasi politik Indonesia, Ahmad Sahroni, politisi Nasdem, misalnya, tiba-tiba menjadi sorotan publik karena dalam kunjungan kerja di Sumatera Utara, ia menyebut orang-orang yang mengatakan "Bubarkan DPR" sebagai "orang tolol sedunia". 

Ditambah lagi publik digegerkan dengan video anggota DPR yang asyik berjoget  sesudah Sidang Tahunan MPR. Video tersebut menuai kritik pedas karena dianggap tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi rakyat. Banyak masyarakat  kesulitan hidup  karena dilanda PHK, berhadapan dengan berbagai pajak, ketidak-adilan, tetapi wakil rakyat justru  bergembira ria di ruang parlemen dengan jogetan.

Hal ini   memicu kemarahan masyarakat luas dan berujung terjadinya demo dimana-mana sepanjang tanggal 25 sampai akhir Agustus 2025. Masyarakat yang tengah megap-megap dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa tunjangan anggota DPR begitu "melimpah ruah" dan mereka kurang empati terhadap rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun