Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Menjaga Garis Tepi Sastra

25 Desember 2022   09:22 Diperbarui: 25 Desember 2022   17:15 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pementasan "Suara Pembayun" di Teater Arena Surakarta  (foto: dok.pribadi/Hermard)

Berurusan dengan sastra seperti panggilan jiwa. Ketika kanak-kanak saya hidup di luar Jawa dan saat latihan deklamasi  diejek sebagai orang gila karena berteriak-teriak tak kenal waktu. Saya tak peduli. Bahkan saat diterima di jurusan Sastra Indonesia UGM, hubungan cinta monyet terpaksa kandas, orang tua pacar  khawatir kalau anaknya hanya akan diberi makan puisi, imajinasi, dan tentu itu tidak akan mengenyangkan!  

Di garis tepi ruang sastra, seseorang duduk, kadang terkantuk tidur bermimpi mengenai hiruk-pikuk dunia sastra. Di radio terdengar suara Iwan Fals:

Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi, teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan, hentikan jangan diteruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan

Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar

*Herry Mardianto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun