Berurusan dengan sastra seperti panggilan jiwa. Ketika kanak-kanak saya hidup di luar Jawa dan saat latihan deklamasi  diejek sebagai orang gila karena berteriak-teriak tak kenal waktu. Saya tak peduli. Bahkan saat diterima di jurusan Sastra Indonesia UGM, hubungan cinta monyet terpaksa kandas, orang tua pacar  khawatir kalau anaknya hanya akan diberi makan puisi, imajinasi, dan tentu itu tidak akan mengenyangkan! Â
Di garis tepi ruang sastra, seseorang duduk, kadang terkantuk tidur bermimpi mengenai hiruk-pikuk dunia sastra. Di radio terdengar suara Iwan Fals:
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Banyak lagi, teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan, hentikan jangan diteruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar
*Herry Mardianto