Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hawa Malam Mencumbu Pemulung Aksara

9 November 2022   20:46 Diperbarui: 9 November 2022   20:54 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: gerhana bulan semalam lalu, foto; (Antara/Ist) 

Larutnya irama malam tak dapat ditahan-tahan
bersama cumbu dan gigitan hawa dingin malam
Pemulung Aksara melongok pada serpihan
kabar terburai di pelataran aksi kaum penjejer alfabet
sambil meremas jemari untuk bersua hangat
ia menemukan antrian aksara bagai di loket
memohon jemari penari segera urgen prioritas

Pemulung Aksara menggigit bibir
manakala bintang merajuk sikut pada siku
dan belalang sembah tak rela menyembah
di sela tawon mengisap manisnya keceriaan
lalu layar berganti pariwara pengalih warta
agar sejenak darah tak berdesir meramu kata
menanti masa kejujuran dan ketulusan.

Hawa malam mencumbu Pemulung Aksara
dingin tak dapat memberi batas ruang
agar gemintang terang cerlang gemilang
dan sang gerhana bulan yang sudah pergi
menyisakan cerita pada kaum telat kabar
sesal tak cukup sesak pun tak kurang
kiranya masih ada asa gerhana bulan tiba.


Koro'oto, 9 November 2022

*ditulis malam ini saat menonton televisi, sambil membuka-buka bacaan dari info media daring;
   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun