Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bercerita dengan Kaum Muda Gereja dalam Acara Retret

29 Maret 2025   16:23 Diperbarui: 29 Maret 2025   16:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbicara di depan kaum muda; foto: Pdt Isak L

Hari Jumat (28/3/25) Kaum Muda Jemaat lokal El Roi Klasis Kupang Barat berkunjung ke Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Selatan. Mereka mengemas kunjungan ini dalam satu acara Retret Pemuda. Menarik. Dalam cuaca yang cukup ekstrim, para muda tetap bertekad untuk menempuh perjalanan dari Kupang Barat (wilayah Kabupaten Kupang) melintasi Kota Kupang, masuk lagi ke wilayah Kabupaten Kupang yakni:  Kupang Tengah, Kupang Timur, Amarasi, hingga mencapai titik akhir tujuan mereka yakni, Amarasi Selatan.  Hujan deras, basah, listrik padam karena gangguan jaringan, menjadi pengalaman pada mereka. Cahaya lilin menemani udara dingin ketika lantai berubin menggelitik kulit saat tidur.

Isian acara retret pemuda gereja lazimnya ada: ibadah (doa, pujian, dan refleksi), ada pula diskusi-diskusi. Materi diskusi diupayakan agar sesuai konteks para muda, namun haruslah dalam konteks yang alkitabiah disamping disiplin ilmu seperti sosiologi, antropologi, dan edukasi.

Puji Tuhan saya mendapat ruang dan peluang untuk "bercerita" dengan para muda El Roi Kupang Barat. Hal ini saya aminkan sebagai kehendak Tuhan. Mengapa?

Para muda sebelumnya tidak sempat memikirkan untuk memasukkan materi tentang konteks budaya masyarakat lokal yang didatangi. Materi ini disematkan secara cepat di dalam item acara sekaligus menghadirkan pembicara untuk memaparkan dan mengajak berdiskusi. Jadilah materi bertajuk "Cinta" Pemuda GMIT dalam Balutan Kebudayaan. Materi ini dikembangkan dari materi yang sudah pernah ada sebelumnya "Cinta" Pemuda GMIT (Klasis Amarasi Timur) dalam Balutan Budaya Atoin Meto' Sumber

Materi disampaikan dengan pendahuluan yakni perkenalan. Sebagaimana idiom tak kenal tak disayang. Ya, biarlah perkenalan itu terjadi agar ada pertautan rasa sayang sebagai saudara. Saudara yang sesama anggota Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), sesama saudara yang menghuni pulau Timor dengan ragam etnis dan entitas budaya. Rasa sayang sebagaimana disebutkan ini akan berdampak pada saling bertegur sapa di mana bertemu kelak. 

Pada perkenalan yang demikian sesungguhnya orang sudah menempatkan apa yang disebut "cinta" ke dalamnya. Cinta bukan sesuatu barang yang dapat dikotakkan, tetapi cinta sesuatu yang metafisis yang dimiliki setiap orang, dan perwujudannya dalam ragam eksistensinya.

Mengapa cinta? 

Orang mengkotakkan "cinta" hanya untuk hubungan muda-mudi, padahal cinta itu sama dengan sayang dan sama pula dengan kasih. Dalam bahasa internasional istilah terkeren, LOVE. 

Nah, kaum Kristen belajar dan mendalami bahwa Tuhan itu kasih adanya, Allah itu kasih. Kaum Kristen hafal secara luar biasa ayat-ayat Alkitab seperti: Yohanis 3:16, 1 Yohanis 4:8; 1 Yohanis 4:7; Roma 5:8. Ingat pula Mat.22:37-40; Mrk 12:28-34; Luk.10:25-28 yang sejajar dengan Ulangan 6. Bahkan keseluruhan isi Alkitab sering disebut sebagai "surat cinta" Tuhan pada umat manusia. Jadi, mengapa cinta? Karena Allah itu (cinta) kasih adanya. Ia mengasihi, maka kita pun mengasihi. Ia mencintai, maka kita pun mencintai. Kita tidak diizinkan mendegradasi cinta dalam kotak kaum muda semata, tetapi cinta (kasih dan sayang) diejawantah ke dalam kehidupan umat manusia tanpa sekat. 

Ketika cinta diejawantah secara implementatif tanpa sekat, sesungguhnya kenyamanan ada di sana, walau ada onak, duri, kerikul hingga penggoda kehidupan kadang, sering atau selalu menyertai. Cinta (kasih dan sayang) yang tulus di dalamnya ada kandungan nilai, keindahan, kemesraan, kehormatan, kemuliaan, pujian, dan terima kasih, yang berbarengan dengan kecemburuan, amarah, kebencian. Itulah nuansa kandungan cinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun