Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkunjung ke Museum Perjuangan Rakyat Bali

2 Maret 2025   13:07 Diperbarui: 2 Maret 2025   13:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tiba di halaman depan Museum; foto: Seprianto T

Dikisahkan bahwa Markandeya merupakan nama salah satu resi kuno dalam agama Hindu. Ia terlahir dalam klan Resi Bregu. Ia merupakan putra Merkandu dan Marudmati. Ia diagungkan sebagai pemuja Siwa dan Wisnu, serta disebutkan beberapa kali dalam kisah-kisah Purana, khususnya Markandeyapurana. Di sana memuat dialog antara Markandeya dan seorang resi bernama Jaimini, dan beberapa bab dalam Bhagawatapurana didedikasikan untuk doa-doa yang dipanjatkannya. Markandeya dikenali oleh berbagai kalangan dan aliran agama Hindu.

Gunapriya Darmapatni; foto&kolase: dokpri Roni
Gunapriya Darmapatni; foto&kolase: dokpri Roni

Mahendradatta, masyarakat Bali mengenalnya dengan sebutan Gunapriya Dharmapatni. Ia puteri raja Sri Makutawangsawardhana dari wangsa Isyana. Ia menikah dengan Udayana, raja Bali dari wangsa Warmadewa. Pernikahannya menurunkan beberapa orang putera, di antaranya Airlangga yang kemudian menjadi raja di Jawa.

Gunapriyadharmapatni atau Mahendradatta lahir pada tahun 961 M. Tumbuh di istana Watugaluh, Jawa Timur. Dia putri raja Sri Makutawangsawarddhana dari periode Kerajaan Medang akhir dari Dinasti Isyana di Jawa Timur. Dia adalah saudara perempuan Raja Dharmawangsa dari Medang. Nama Mahendradatta dikenakan padanya setelah menikah dengan raja Bali, Udayana. Mahendradatta sebagai nama permaisuri.

Nah, masih banyak diorama yang sangat menarik. Kami terus melihat, membaca, dan berdiskusi, sambil membayangkan masa-masa yang sudah berlalu itu. Jauh, jauh di sana di belakang masyarakat modern ini.

Dokpri, Roni Bani
Dokpri, Roni Bani

Akan saya coba lanjutkan nanti. Saya hentikan sebentar di sini.

Kami balik ke penginapan dengan pendekatan yang sama. Sahabat pemotor mengantar dan menjemput. Saya sempat berkaki menelusuri jalan yang kami lalui. Dekat. Sayangnya, hujan turun amat lebat. Saya berteduh di emperan bangunan warung. Seorang konsumen melihat saya. Ia menjemput masuk ke dalam warung. Ternyata dia seorang perawat kesehatan hewan yang bertugas secara free di Denpasar ini. Ia menawari makanan, saya lebih memilih minum air kemasan saja.

Hujan belum reda, sahabat yang membawa motor tiba. Kami berbincang sebentar dengan sahabat baru kami ini. Ia berasal dari Timor Tengah Selatan. Nama belakangnya Fa'ot. Dia mau menyapa saya oleh karena melihat kain tenunan yang saya pakai di leher. Ya, satu kebiasaan belaka. 

Sampai di sini dulu.

Menganti-Gresik, Jawa Timur, 2 Maret 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun