Pada gambar (foto) ini dijelaskan bahwa manusia purba (pithecanthtropus erectus) sedang berburu babi hutan dengan peralatan kapak genggam dan memetik buah di pohon.Â
Selanjutnys pada masa perundagian (per-undagi-an).
Pada masa perundagian, pengetahuan umum pada kaum terdidik mengingat dan memahami apa yang disebut dengan Zaman Logam. Pada zaman Logam, terdapat 3 jenis logam yang dipakai untuk pengembangan ketrampilan/keahlian hidup. Ketiga jenis logam itu yakni: tembaga, perunggu dan besi.
Pada zaman ini, masyarakat Bali mengenal upacara penguburan jenazah. Hal ini terlihat dari produk seni tiga dimensi (diorama) yang dipamerkan. Menarik dan mengesankan.
Menelusuri artikel tentang zaman logam, pengetahuan didapatkan bahwa pada masa itu manusia sudah mengenal kategori ketrampilan. Pada masa sebelumnya berburu dilakukan secara kelompok dan mengumpulkan makanan siapa saja dapat melakukannya. Sementara pada zaman logam diperlukan orang yang trampil membentuk peralatan dari bahan tembaga, perunggu dan besi.
Berikutnya disebut masa stupika dan prasasti Sukawana.
Pada diorama dengan uraian singkat bertopik stupika dan prasasti Sukawana, dinyatakan bahwa sudah ada pertapa bersemedi di ceruk-ceruk. Ceruk di sini yakni lekukan pada dinding batu yang terjadi secara alamiah, bagai lubang pintu goa kecil saja. Pada masa itu masyarakat telah pula membangun asrama untuk para pertapa.
Ketika masyarakat mengenal stupika dan prasasti Sukawana, disebutkan bahwa zaman pra sejarah berakhir. Prasasti Sukawana berisi tulisan Bali Kuna (Kuno) yang menceritakan tentang pembagian tugas dalam kerangka kerja pengolahan lahan basah dengan sistem irigasi yang dikenal dengan nama subak.