Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkunjung ke Museum Perjuangan Rakyat Bali

2 Maret 2025   13:07 Diperbarui: 2 Maret 2025   13:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunapriya Darmapatni; foto&kolase: dokpri Roni

Rabu (26/2/25) sambil menunggu upacara wisuda di Kampus Institut Seni Indonesia Bali, kami memanfaatkan waktu untuk sekadar merasakan sesuatu yang berbeda sambil belajar. Sahabat kami mengajak untuk berkunjung ke Museum Perjuangan Rakyat Bali. Ia mengantar kami secara bergilir. Katanya dekat saja, jadi mengantar satu dan menjemput lagi. Saya lebih dahulu ada di halaman museum.

Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kader kemahasiswaan, PMKRI, GMKI dan HMI bergabung dalam satu demonstrasi. Mereka memanfaatkan ruang terbuka di depan pintu masuk museum. Saya sempat mengabadikan dan menulis satu artikel pendek sebagaimana dapat dibaca di sini.

https://infontt.com/2025/mahasiswa-bali-demonstrasi-isu-lokal-dan-nasional/

Sekarang kami berempat telah ada di halaman depan museum. Lalu menuju ke loket pembayaran agar dengan itu kami mendapat izin untuk masuk ke sana. Sebelum menaiki tangga, oleh sahabat kami, ia membuat foto pertama.

Menaiki tangga, orang tua kami yang sudah 83 tahun cukup payah, namun tetap bersemangat. Mengapa? Kami mau mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, sehingga dapat diceritakan ketika kembali nanti. Ya, walau cerita itu sendiri pasti tidak selengkap dan sesempurna aslinya (hehe).

Tiga kali kami harus berhenti agar rasa lelah pergi, mendapatkan energi baru, bangkit dan naik lagi. Kami tiba di dalam ruang pameran.

Di dalam ruang pameran ini terdapat miniatur kisah kehidupan masyarakat Bali dari zaman purba/pra sejarah, perubahan ke zaman sejarah di mana agama dan kebudayaan mulai menghidupkan, dan seterusnya sampai pada perjuangan melawan kolonial, hedingga bersatu ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua itu dibuatkan dalam bentuk media miniatur yang sangat mengesankan. Aspek edukasi sangat kental di sini. Museum ini mengedukasi pengunjungnya agar tidak sekadar melihat dan terkesan akan keindahan karya seni, tetapi membenamkan dalam otak dan kesan pada ziarah kehidupan masyarakat Bali dari zaman ke zaman.

Mari kita coba telusuri 

Foto&kolase: dokpri Roni
Foto&kolase: dokpri Roni

Melihat model miniatur (diorama) manusia Bali pada zaman berburu, ingatan dan pengetahuan kita terarah pada literatur sejarah peradaban purba. Pada literatur-literatur itu mengisahkan tentang nomadennya manusia. Mereka mendapatkan makanan dari berburu, menghuni gua-gua, mungkin melukis di sana. Ketika tinggal di dalam gua mereka dapat membuat peralatan tertentu baik dari batu maupun tulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun