Mohon tunggu...
Literasi Kata
Literasi Kata Mohon Tunggu... Bukan Terikat

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Penggenggam Pasir

22 Februari 2025   02:03 Diperbarui: 22 Februari 2025   00:20 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radar Utara; edisi Minggu, 19 Januari 2025

"Aduh kacau Dila, mereka datang. Harus bagaimana ini??" 

"Katanya jam 10. Ini baru jam 9 malam. Duh lelaki sialan!!" geram Dila bercampur sewot. 

Tanpa memikirkan ganti baju dan sekalian saja lebih terbuka, Dila menyongsong pintu atas persetujuan Zulaikha.

Pintu kamar berderit. Dua orang pria masuk. Cukup tua, satu pria menyongsong dengan senyum birahi dan mata menjilat.

Dila kerap tak menyukai ekspresi itu. Tapi keprofesionalannya menyemai ketidaksetujuan. Kesegaran atas semua kesenangan yang akan diraih itu telah membentuk candu nominal. Dila pun membalas senyum dan segera memegang lembut lengan seorang.

"Masuk, Om?"

Di atas kasur Zulaikha membalik badan agar tampak lebih anggun lalu menatap mesra dengan bibir merah delima terbuka. Mengamati sekilas. Satu pria setengah tua sudah jadi milik Dila. Pria di belakang yang mengenakan topi itu enggan masuk. Malu mungkin melandanya.

Paham dengan hal itu Zulaikha berdiri lalu melenggang seperti angsa. Mendekati pria bertopi dengan ekspresi merayu.

Dila cuek saja dengan itu. Toh para dara punya taktiknya masing-masing. Dila segera membawa satu pria dalam gandengannya ke pinggir kasur dekat dinding dan meja rias. 

Zulaikha merapat ke pria satunya. Dia ulurkan tangan. Sang pria enggan menciumnya.

"Saya cuma mengantar kawan, Neng?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun