Mohon tunggu...
Literasi Kata
Literasi Kata Mohon Tunggu... Bukan Terikat

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sungai yang Meminta Kedatangan

21 Februari 2025   23:47 Diperbarui: 18 Juli 2025   20:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radar Kediri, 23 Maret 2025

"Bagaimana kali ini, Pak?"

Pak Prehatin beralih duduk dan memilih menyandar dinding lalu menyalakan rokok. Asap putih kebiruan mengudara lalu pecah diterpa angin dari jendela yang terbuka.

"Cukup untuk tabunganmu. Sekolah yang pintar dan tinggi. Bapak akan dukung kamu. Jangan turuni nasib Bapak."

Kinong mengunyah bakso suapan pertamanya. Telinga dan pikirannya tampak fokus menyimak petuah itu. Usai mengunyah dan menelan, Kinong menukas "Junay bilang bahwa sungai itu berpenunggu. Hanya orang tak waras yang berenang di sana. Orang sini selalu menganggap kita meras orang susah. Sebuah pekerjaan yang memalukan sekaligus mengerikan."

"Nong. Pada masanya kamu pasti akan paham bahwa kengerian sebenarnya itu bukan dari setan atau jin. Yang paling menakutkan itu manusia yang tak pernah peduli dengan sesamanya, Nong!"

"Maksudnya, Pak?"

"Orang bilang kita meras. Padahal jika mau mereka menggunakan otaknya untuk menyingkirkan sentimen, mereka akan ketemu sendiri jawabannya. Manusia seperti apa yang sering berpasrah tanpa berusaha. Ada anggota keluarga yang tenggelam, bukan bahu membahu menolong malah nunggu sampai jasadnya busuk dan ke pinggir. Itu melebihi setan, Nong".

"Mayat perempuan tadi?"

"Bapak ibunya sibuk kerja. Sementara putrinya malah terjerat obat hingga sakau lalu menceburkan diri."

"Seperti musibah ibu?"

Radar Kediri, 30 Maret 2025
Radar Kediri, 30 Maret 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun