Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derai Air Mata Kaum Papa

18 Maret 2021   20:09 Diperbarui: 18 Maret 2021   20:55 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Unsplash.com

Derai Air Mata Kaum Papa

Disekanya bulir-bulir air mata dengan ujung lengan, deras air mata tertumpah sederas hujan yang turun di pelataran.

Riuh senandung kelaparan menggema dari balik perut-perut lapar, rindukan sebungkus nasi kendati menjual empati.

Ia sudah kenyang dengan hardikkan dengan tatapan merendahkan, ia sudah jenuh dengan seonggok belas kasihan.

Namun dera lapar begitu menusuk menjelma sebilah belati menggerogoti, sungguh dirasakan teramat nyeri.

Derai air mata kaum papa derita yang tak terkatakan sebab  terpahat di kerasnya tembok-tembok tebal realita.

Kesedihan milik kaum papa laksana sebutir embun menguap di bakar panas, lenyap tak menyisa bekas apalagi ampas.

Air mata kaum papa pecah di antara rintihan tak tertahan, dalam dekap erat lapar membuat menggelepar.

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 18 Maret 2021 | 20:08

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun