Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mahkota yang Terampas

20 Agustus 2020   16:07 Diperbarui: 20 Agustus 2020   16:10 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahkota Yang Terampas

Sejak hari itu semua seakan berbeda
lelaki durjana dengan rupa manusia

Entah setan apa yang merasukinya
hingga sampai hati merenggut mahkota

Mahkota paling berharga
symbol kesucian seorang wanita

Yang senantiasa terpelihara
dari tangan-tangan tersaput debu lagi nista

Ibarat sebongkah Berlian jatuh berderai
kini ia tak utuh seperti semula lagi

Serpihan-serpihannya terserak dan terinjak
ia merasa sungguh jijik dan muak

Mengapa nasibnya sungguh malang
derita hadir tanpa di undang

Membawa kedukaan menggenapi kekalutan
membawanya pada titik nadir kehancuran

Kepak-kepak sayap pengharapan
seakan telah patah di rejam kebiadaban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun