Namun, perlawanan mereka tidak mampu menghadapi kekuatan serdadu Belanda. Para tahanan yang sebagian besar berusia muda itu berhasil dilumpuhkan. Mereka kembali harus masuk ke dalam sel-sel mereka.Â
Beberapa diantara mereka ada yang terbunuh ditembak para serdadu. Perlawanan mereka memang tidak sia-sia. Mereka telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia tidak akan lagi diam di bawah kekuasaan penjajah.Â
***Â
Bulan purnama menerangi kota Batavia. Penjara sejak kerusuhan itu sudah kembali hening seperti tanpa penghuni, tapi sebenarnya keheningan yang mencekam. Para sipir di sana tidak menyadari ada beberapa pemberontak sudah siap mengeksekusi rencana mereka.Â
Bayu Gandana, seorang pemuda pemberani dari Banten, berdiri di depan penjara Batavia. Ia memandang tembok penjara yang tinggi dan tebal, namun tidak ada keraguan dalam hatinya.Â
Sementara suasana dalam penjara Kolonial Belanda di Batavia itu sangat mencekam. Telah terjadi kerusuhan dan bentrokan antara tawanan dan penjaga berlangsung di ruang-ruang sel.Â
Di tengah-tengah kekacauan itu, seorang anak muda bernama Bayu Gandana berusaha menyelamatkan gurunya, Kiai Furqon yaitu seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Banten yang ditahan oleh Belanda.Â
Bayu telah merencanakan aksi ini selama berbulan-bulan, mengumpulkan informasi dan mencari kesempatan yang tepat. Dengan hati yang berdebar, Bayu memulai aksinya.Â
Ia memanjat tembok penjara, menggunakan tali dan kait yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah mencapai atas tembok, Bayu melompat ke dalam penjara, mendarat dengan lembut di atas lantai.Â
Bayu berlari melewati lorong-lorong penjara yang gelap dan berliku-liku. Ia harus menghindari penjaga yang berusaha menangkapnya.Â
Suara tembakan dan teriakan dalam kerusuhan itu memecah kesunyian malam, membuat Bayu semakin bersemangat untuk menyelamatkan gurunya.Â