Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sahabat Penjalinan (4): Nasi Spesial

26 Oktober 2021   08:55 Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku sendiri membantu mencabut rumput yang telah memanjang di beberapa petak seperti lahan kacang panjang, lombok dan tomat. Itu pun semampuku saja.

Setelah Cak Soe selesai mencangkul. Dia pun memetik beberapa buah tomat, pare, lombok dan kacang panjang. Semua hasil petikan itu dimasukan ke karung kecil putih, dipilah. Disesuaikan dengan karung yang telah diatur satu persatu. Jadi, hasil petikan tak menjadi satu. Kemudian dimasukan kekeranjang anyaman.

Setelah selesai memetik beberapa dari hasil tanaman tersebut dan membenahi beberapa lahan dengan mencangkul. Cak Soe mengajakku kesuatu lahan, yaitu tanaman jagung.

Di lahan jagung itu, kulihat beberapa kelobot sudah mulai menguning. Cak Soe yang tentunya sudah kenyang pengalaman, tak kesulitan membedakan mana yang layak panen atau yang belum layak panen.

Dia pun memintaku untuk bergantian memanggul keranjang anyaman. Aku pun memanggulnya, yang ternyata tak begitu berat.

Sedangkan Cak Soe, mulai memilih beberapa jagung yang betul-betul layak panen.

Hampir dua karung putih, hasil dari pilihan jagung yang dipanen Cak Soe. Kemudian dia mengikat kedua ujung karung dengan tali tampar dan membawanya dengan cara memanggul menggunakan tongkat bambu.

Cak Soe bilang panen jagung ini, aktifitas terakhir untuk hari ini. Dan sebaiknya segera laut, sebelum masuk jam salat ashar.

Sambil berjalan pulang, dia bercerita. Bila sudah sampai rumah, beberapa hasil panen ini tak seluruhnya dikonsumsi. Tapi, beberapa dipilah lagi. Bila ada hasil panen yang sesuai dengan kriteria, dia menjualnya di pasar Lawang.

Siang itu, sinar matahari tak terlalu menyengat. Hawa-hawa dingin masih terasa dari kaki Gunung Arjuno. Hingga tak terasa, kami sudah tiba di rumah Cak Soe. Sambil bersantai-santai, aku membantunya mengeluarkan beberapa hasil panen dari keranjang anyaman dan dua karung hasil panen jagung.

Dua karung Jagung yang Cak Soe panen, ternyata tak semuanya layak jual. Karena bobot dan bentuk jagung tak sesuai kriteria. Aku sendiri kurang memahami bagaimana teknik untuk memilah layak dan tidaknya untuk dijual. Jadi tak bisa banyak membantu dalam hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun