Tuhan , aku kangen.Â
Kangen pada dia yang jauh disana, dia yang tidak pernah menganggap aku ada. Dia yang hanya memandangku dengan tatapan sebelah mata. Ah salah, bahkan dia tak pernah mau memandangku.Â
Tuhan , aku kangen.
Ingin menyapa dalam keterasinganku, ingin menggapai dalam kekosonganku. Namun pada akhirnya diam adalah cara terbaik mengurai rindu.Â
Tuhan, aku kangen.
Apa yang harus kulakukan saat angin kencang berbalik arah menerpaku dan membawa kenangan. Hei sebentar, - Â bagaimana bisa yang tak pernah memperhatikan meninggalkan kenangan. Entahlah, hatiku terlalu memujanya mungkin, hingga tak mampu lagi membedakan mana realita dan mana rekayasa perasaan.Â
Tuhan, aku kangen.
Pada derap bulan bulan yang berlalu dalam senyap, pada semesta yang menyembunyikannya di negeri empat musim, aku meminta ijinkan aku menyentuhnya.Â
Tuhan, aku lelah
Siapa bilang mencintai dalam diam itu mudah. Jatuh cinta diam diam dan patah hatinya diam diam. Tolong, mungkin aku butuh segayung penuh air dingin untuk mengguyur hatiku. Supaya aku lekas sadar dari keterbuainku.Â
Tuhan, bagaimana jika.
Sampai usai usia, rasa ini tetap tak pernah beranjak. Hei diriku sendiri, sudahlah, kasihan Tuhan harus mendengarkan urusan urusanmu yang maha tak penting itu. Dia sudah banyak memikirkan keresahan dan kecemasan manusia yang semakin berkarat.Â
Tuhan, aku kangen. Dah itu saja...