Mohon tunggu...
Hendriko Handana
Hendriko Handana Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa, menulis suka-suka

Pria berdarah Minang. Seorang family man humble. Hobi membaca, menulis, dan berolahraga lari. "Tajamkan mata batin dengan mengasah goresan pena"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asrama Tua Menuju Istana Merdeka (2): Seleksi, Peserta yang Tak Diundang

15 Februari 2019   23:31 Diperbarui: 23 Agustus 2019   21:37 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu, kontingen kami tersisa 5 orang. Menyusul insiden kesalah informasi. Lima utusan siswa kelas dua mesti meninggalkan arena seleksi. Hanya siswa kelas satu yang berhak lolos administrasi. Kami tersisa yang tersisa, ada aku, Lutfi, Samsi, Iyat dan Ayu. Berangkat tanpa target dan ekspektasi, kami 'nothing to loose'. Tanpa beban namun berjuang angkat senjata sampai titik darah penghabisan. Ah, lebay bin alay...

Semua tahapan kami lalui. Ada wawancara dan motivasi, keterampilan dan pengetahuan baris-berbaris, postur dan tinggi badan, komunikasi berbahasa Inggris, dan kesehatan. Tentu aku kecewa karena tidak ada bidang andalanku yaitu tes ketampanan. Yah, aku kehilangan kesempatan. Haha...

Baris-berbaris di lapangan adalah materi yang mendominasi. Dipimpin oleh Sersan Aidal dari Kodim. Beliau pelatih kharismatik dan legendaris Kota Payakumbuh selama belasan tahun.

Bang Dika, pada kesempatan itu didaulat memberikan contoh aba-aba. Ia mantan komandan kelompok tujuh belas di Istana Merdeka.

"Siaaap... grak"

"Istirahat di tempaaat... grak"

Aba-aba panjangnya membuat kami terhenyak. Seketika tepuk tangan peserta membahana. Suaranya luar biasa.

"Ternyata Paskibraka Nasional mesti bisa teriak seperti ini", pikirku. "Nah... aku bisa apa?"

(bersambung...)

*bukan nama sebenarnya karena penulis tidak ingat guru yang sedang mengajar saat itu

Silakan simak cerita berseri lengkapnya di:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun