Mohon tunggu...
Hendriko Handana
Hendriko Handana Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa, menulis suka-suka

Pria berdarah Minang. Seorang family man humble. Hobi membaca, menulis, dan berolahraga lari. "Tajamkan mata batin dengan mengasah goresan pena"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asrama Tua Menuju Istana Merdeka (1): Pemantik Misi

13 Februari 2019   11:28 Diperbarui: 23 Agustus 2019   21:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pria kurus kulihat bersiap di depan pintu sekretariat. Badannya tinggi semampai. Berdiri tegap dengan dada kecil yang dibusung-busungkan agar terlihat bidang. Rambut dipotong tipis. Culun.

Ah... sama saja sepertinya Aku sedang mendeskripsikan diriku. Hehe.

Atuk Munzir kemudian bergegas pulang.

"Selamat menjalani kegiatan, semoga lancar. Kalau nanti ada apa-apa kabar-kabar Atuk saja," pesannya sebelum berlalu.

Sambil menunggu Laura, pasangan propinsiku, kuperiksa ulang semua dokumen keperluan pendaftaran.

(bersambung...)

Silakan simak cerita berseri lengkapnya di:

https://www.kompasiana.com/tag/atmim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun